Pemilihan Kakang Mbakyu Kota Madiun Tahun 2010
Pakandayu, suatu organisasi yang beranggotakan pemuda pemudi yang terpilih setelah melalui proses seleksi, menjadi duta wisata yang berkualitas, yang akan mengemban tugas menjadikan kota Madiun sebagai destinasi wisata.
The Winner Kakang And Mbakyu
Sabtu, 09 Oktober 2010
Senin, 16 Agustus 2010
Pemilhan Kakang Mbakyu Kota Madiun Tahun 2010
Kegiatan pemilihan Kakang dan Mbakyu Kota Madiun adalah sebuah kegiatan yang rutin diadakan oleh Pemerintah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata Kota Madiun ( DISPERENDAGKOPPAR ) yang diadakan setiap tahunnya. Kegiatan ini selain DISPERENDAGKOPPAR yang berperan aktif dalam pemilihan Kakang Mbakyu Kota Madiun namun ada juga sebuah organisasi di Kota Madiun yang membantu peran DISPERENDAGKOPPAR untuk melaksanakannya. Organisasi tersebut dikenal dengan nama PAKANDAYU ( Paguyuban Kakang dan Mbakyu Kota Madiun ).
Pakandayu sebuah organisasi yang beranggotakan dari semua Kakang dan Mbakyu dari berbagai angkatan, baik yang aktif maupun pasif dalam menjalankan tugasnya sebagai duta pariwisata Kota Madiun. Pakandayu juga memiliki visi dan misi dalam mengembangkan dan meningkatkan kepariwistaan Kota Madiun. facebook : Pakandayu Kota madiun.
Latar belakangnya dari kegiatan Pemilihan kakang dan Mbakyu Kota madiun adalah dari industri pariwisata telah menjadi salah satu alternatif kegiatan di dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka pengembangan periwisata diperlukan tiga pilar antara lain, Pemerintah, Dunia Usaha, dan Masyarakat yang terlibat secara aktif. Oleh karena itu pengembangan sektor pariwisata khususnya di Kota Madiun diharap peran aktif dan partisipasi dari semua pihak, utamanyaq generasi muda.
Kegiatan pemilihan Kakang dan Mbakyu bertujuan untuk mewujudkan program pembinaan kepada generasi muda di bidang kepariwisataan untuk mencetak tenaga professional dibidang promosi pariwisata. Kegiatan ini juga mencari orang-orang yang berkualitas dari Agenda Kegiatan Pemilihan Kakang Mbakyu Kota Madiun, seperti :
1. Pendaftaran,
2. Technical Meeting,
3. Test :
· Tulis,
· Wawancara, dan
· Talenta.
4. Pengumuman,
5. Pembinaan dan Pembekalan,
6. Gladih Bersih Grand Final, hingga
7. Grand Final Pemilihan Kakang Mbakyu Kota Madiun.
Dari kegiatan ini, siapa saja dapat menjadi peserta dan mengikutinya baik dari perwakilan sekolah, univesrsitas, instansi, kelurahan, kecamatan dan umum. Untuk persyaratan pesertanya, antara lain :
1. Pria dan Wanita usia 17 tahun s/d 23 tahun dan belum menikah,
2. Tinggi badan minimal 160 cm untuk wanita dan 165 cm untuk pria,
3. Perwakilan dari sekolah, univesrsitas, instansi, kelurahan, kecamatan dan umum,
4. Melampirkan fotocopy KTP / Kartu Pelajar dan KK Kota madiun 1 lembar,
5. Pas phot ukuran post card berwarna ukuran seluruh badan 1 lembar,
6. Pas photo ukuran 4 x 6 berwarna 1 lembar,
7. Surat keterangan sehat dari dokter, dan
8. Surat ijin dari orang tua dan lembaga tempat belajar.
Selain persyaratan tersebut, juga ada beberapa hal syarat yang harus terpenuhi, agar dapat mewujudkan cita-cita dari Kota Madiun untuk memajukan dan mengembangkan kepariwisataan Kota Madiun guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Madiun. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
1. Memiliki kepribadian yang baik,
2. Pandai, memiliki wawasan pengetahuan yang sangat luas,
3. Menarik,
4. Konsisten,
5. Mampu membawa diri dan membawa nama baik Kota Madiun sebagai perwakilan Duta Pariwisata Kota Madiun,
6. Mampu berbahasa asing ( Bahasa Inggris ) sebagai tambahan.
Pada tanggal 28 s/d 29 Juni 2010, telah diadakan test pemilihan finalis Kakang dan Mbakyu Kota Madiun yang di ikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari berbagai perwakilan lembaga-lembaga di Kota Madiun. Dari test tersebut terpilih 20 besar sebagai 10 Finalis Kakang dan 10 Finalis Mbakyu. Yang di umumkan pada tanggal 5 Juli 2010 di kantor Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan Pariwisata Kota Madiun yang berada di jalan Salak Nomor 67, Taman , Madiun.
Para peserta yang terpilih dan akan mengikuti pembinaan dan pembekalan di gedung diklat Sota Madiun, sesuai dengan agenda kegiatan DISPERENDAGKOPPAR dan PAKANDAYU pada tanggal 12 s/d 13 Juli 2010, yang lolos seleksi diantaranya :
FINALIS KAKANG | FINALIS MBAKYU KAKANG | ||||
NO. | NAMA | PERWAKILAN | NO. | NAMA | PERWAKILAN |
1. | ADAM MAHENDRA | SMAN 2 MADIUN | 1. | ADHELINA | SMAN 1 MADIUN |
2. | FA’JERIL AVHAD | SMAN 5 MADIUN | 2. | CINDY WIDYA K. | SMAN 5 MADIUN |
3. | SATRIO BUDI P. | SMAN 3 MADIUN | 3 | CINDY K.D | SMAN 3 MADIUN |
4. | CAHYA ANGGRIAWAN | SMAN 1 MADIUN | 4. | DARA | SMAN 2 MADIUN |
5. | ESTU DRAJAT | SMAN 1 MADIUN | 5. | DEASSYKA | SMAN 2 MADIUN |
6. | FAHD MALIK AKBAR | UMUM | 6. | DYAN | SMAN 2 MADIUN |
7. | KEVIN KAVE | UNIVERSITAS WIMA | 7. | GITRIN | SMAN 2 MADIUN |
8. | KUNTO ARIWIBOWO | SMKN 1 MADIUN | 8. | MEGA AYU K. | SMAN 5 MADIUN |
9. | NURHADI | SMAN 2 MADIUN | 9. | NALA | SMAN 1MADIUN |
10. | RICHARDO | SMAN 3 MADIUN | 10. | PUTRI | SMAN 2MADIUN |
GEBYAR EKSPRESI KAKANG DAN MBAKYU TAHUN 2010
Pada tanggal 14 Juli 2010, para finalis yang telah mengikuti pembinaan dan pembekalan, kini persiapan untuk penampilannya diacara Malam Gebyar Ekspresi di Pasaraya Sri Ratu Kota Madiun juga sebagi sponsor terselenggaranya acara tersebut. Acara ini bertujuan untuk mencari dukungan dari tiap-tiap finalis kepada seluruh masyarakat Kota Madiun dan para finalis juga harus menunjukkan pesonanya di hadapan seluruh masyarakat Kota Madiun yang hadior di malam itu.



Ini adalah penampilan fashion dari Finalis Kakang Kunto dan Finalis Mbakyu Adhelina



Ini penampilan saat semua finalis kakang dan mbakyu dance di atas panggung




Perkenalkan kami semua finalis kakang dan mbakyu, memi nta dukungannya!!!





MALAM GRANDFINAL PEMILIHAN KAKANG DAN MBAKYU
Setelah malam gebyar ekspresi di pasaraya Sri Ratu Madiun, besuk paginya seluruh Finalis Kakang Mbakyu keliling ke sekolah masing-masing dari perwakilan sekolahnya dengan sponsor telkomsel. Dalam kegiatn itu, kami juga mempromosikan program terbaru dari telkomsel yaitu TSC ( Telkomsel School Community ) yang kami kenlkan kepada seluruh siswa yang ada disekolah yang kami kunjungi. Namun selain itu juga kami juga mempromosikan diri sendiri dan meminta dukungannya kepada semua siswa-siswi yang ada di sekolah. Sekolah yang kami kunjungi saat itu antara lain ;
1. SMAN 3 MADIUN,
2. SMAN 2 MADIUN,
3. SMAN 1 MADIUN, dan
4. SMAN 5 MADIUN.

Ini adalah tarian pembuka acara malam grand final Kakang dan Mbakyu Kota Madiun 2010 yang dibawakan oleh siswa-siswi SMA Negeri 5 Madiun.

Ini pasangan dengan nomor peserta 01 dan 02 dengan finalis Kakang Fahd dan finalis Mbakyu Cindy K.D

Ini pasangan dengan nomor peserta 03 dan 04 dengan finalis Kakang Kunto dan finalis Mbakyu Dara

Ini pasangan dengan nomor peserta 05 dan 06 dengan finalis Kakang Kunto dan finalis Mbakyu Dara
Selasa, 31 Maret 2009
Pidato gUe
Wajib Belajar 9 Tahun
Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, Marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas perkenanNya, Kita semua dapat hadir pada pagi hari ini. Terima kasih tidak lupa Saya ucapkan kepada Bapak Bowo serta teman-teman X6 yang telah memberikan Saya kesempatan berpidato diruang yang megah ini.
Pada kesempatan kali ini, Saya akan membahas pidato tentang
“ Wajib Belajar 9 Tahun” yang merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap warga negara untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Seperti Kita ketahui bersama, Pendidikan merupakan satu aspek penting bagi pembangunan bangsa. Karena itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang bermutu, yang merupakan produk pendidikan, merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu negara.
Program ini dilatar belakangi dari munculnya Program Wajib Belajar 6 Tahun pada tahun 1984. Kemudian pada tahun 1994 melalui Inpres Nomor 1 Tahun 1994 ditingkatkan menjadi Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Hal ini berarti bahwa setiap anak Indonesia yang berumur 7sampai 15 tahun diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Pada awalnya, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) akan menuntaskan program wajib belajar (wajar) 9 tahun pada pendidikan dasar (SD dan SMP) paling lambat tahun 2008. Namun ternyata Program Wajib Belajar 9 Tahun yang ditargetkan Departemen Pendidikan Nasional diraih tahun 2008 terancam gagal. Itu semua terjadi karena masih banyaknya kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraannya, khususnya berkait dengan akses pendidikan yang masih relatif rendah, serta mutunya pendidikan, dalam hal ini mencakup tenaga kependidikan, fasilitas, pembiayaan, manajemen, proses dan prestasi siswa masih rendah.
Untuk penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun, disamping pemberian dana atau subsidi yang lain, ada BOS. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan Salah satu dana kompensasi untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam membiayai pendidikan. Dan Salah satu upaya menuntaskan wajar 9 tahun, antara lain menambah daya tampung SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan membangun unit sekolah baru (USB) di daerah yang belum memiliki SMP/MTs dan menambah ruang kelas bagi daerah memiliki SMP/MTs,
Sebenarnya tujuan diadakannya program Wajib Belajar 9 Tahun, diharapkan jumlah anak putus sekolah (drop-out) bisa diminimalisir dan juga sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta penuntasan wajib belajar yang tidak hanya merupakan upaya agar anak masuk ke sekolah, akan tetapi sekolah dengan sistem pembelajaran yang berkua-litas. Namun rendahnya partisipasi sebagian kelompok masyarakat dalam mendukung wajib belajar, sebagai akibat adanya hambatan geografis, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat mengakibatkan program ini terhambat.
Terkait dengan itu semua sebagai masyarakat yang baik, Kita harus ikut berpatisipasi atau ikut serta dalam mendukung Wajib Belajar 9 Tahun ini. Karena program ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap masa depan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Cukup sekian pidato dari Saya. Terima Kasih atas perhatiannya.
Akhir kata Wabillahi Taufik Wal Hidayah
Wassalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, Marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas perkenanNya, Kita semua dapat hadir pada pagi hari ini. Terima kasih tidak lupa Saya ucapkan kepada Bapak Bowo serta teman-teman X6 yang telah memberikan Saya kesempatan berpidato diruang yang megah ini.
Pada kesempatan kali ini, Saya akan membahas pidato tentang
“ Wajib Belajar 9 Tahun” yang merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap warga negara untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Seperti Kita ketahui bersama, Pendidikan merupakan satu aspek penting bagi pembangunan bangsa. Karena itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang bermutu, yang merupakan produk pendidikan, merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu negara.
Program ini dilatar belakangi dari munculnya Program Wajib Belajar 6 Tahun pada tahun 1984. Kemudian pada tahun 1994 melalui Inpres Nomor 1 Tahun 1994 ditingkatkan menjadi Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Hal ini berarti bahwa setiap anak Indonesia yang berumur 7sampai 15 tahun diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Pada awalnya, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) akan menuntaskan program wajib belajar (wajar) 9 tahun pada pendidikan dasar (SD dan SMP) paling lambat tahun 2008. Namun ternyata Program Wajib Belajar 9 Tahun yang ditargetkan Departemen Pendidikan Nasional diraih tahun 2008 terancam gagal. Itu semua terjadi karena masih banyaknya kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraannya, khususnya berkait dengan akses pendidikan yang masih relatif rendah, serta mutunya pendidikan, dalam hal ini mencakup tenaga kependidikan, fasilitas, pembiayaan, manajemen, proses dan prestasi siswa masih rendah.
Untuk penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun, disamping pemberian dana atau subsidi yang lain, ada BOS. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan Salah satu dana kompensasi untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam membiayai pendidikan. Dan Salah satu upaya menuntaskan wajar 9 tahun, antara lain menambah daya tampung SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan membangun unit sekolah baru (USB) di daerah yang belum memiliki SMP/MTs dan menambah ruang kelas bagi daerah memiliki SMP/MTs,
Sebenarnya tujuan diadakannya program Wajib Belajar 9 Tahun, diharapkan jumlah anak putus sekolah (drop-out) bisa diminimalisir dan juga sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta penuntasan wajib belajar yang tidak hanya merupakan upaya agar anak masuk ke sekolah, akan tetapi sekolah dengan sistem pembelajaran yang berkua-litas. Namun rendahnya partisipasi sebagian kelompok masyarakat dalam mendukung wajib belajar, sebagai akibat adanya hambatan geografis, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat mengakibatkan program ini terhambat.
Terkait dengan itu semua sebagai masyarakat yang baik, Kita harus ikut berpatisipasi atau ikut serta dalam mendukung Wajib Belajar 9 Tahun ini. Karena program ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap masa depan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Cukup sekian pidato dari Saya. Terima Kasih atas perhatiannya.
Akhir kata Wabillahi Taufik Wal Hidayah
Wassalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Rabu, 25 Maret 2009
LAPORAN KARYA WISATA
DAERAH ISTIMEWAH YOGYAKARTA
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN
UNTUK MENGIKUTI UJIAN AKHIR NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
DI SUSUN OLEH
KELAS IX D
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program Karyawisata
Latar belakang kegiatan karyawisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah sesuai program OSIS. Program ini merupakan program pendidikan pendahuluan “ Bela Negara ” yang dituangkan dalam program OSIS tahun 2008 / 2009.
Program karyawisata tersebut sesuai dengan SK Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 201 / c / kep. / 0.1986 tentang perubahan struktur- struktur OSIS.
Hal itu dikaitkan dengan pelajaran intra kurikuler Bahasa Indonesia pada pokok bahasan “ Menulis ” yang merupakan praktik langsung mengarang dalam bentuk “ Karya Tulis Ilmiah Sederhana ” yang sesuai dengan kemampuan dasar tingkat anak SMP.
1.2 Tujuan Karya Wisata dan penyusunan Laporan
Adapun kegiatan pariwisata ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan karyawisata dan tujuan penyusunan laporan.
1.2.1 Tujuan Karyawisata
Dengan adanya kegiatan pariwisata siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan karyawisata yang diantaranya :
1. Siswa dapat menumbuhkan rasa cinta di dalam diri para siswa terhadap kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
2. Memberikan kesempatan kepada para siswa agar dapat melihat secara langsung obyek yang akan diamati.
3. Selain itu, siswa juga dapat mencari sumber daya / bahan untuk menyusun laporan karya tulis.
4. Siswa dapat meninggalkan sejenak beban pikiran terhadap pelajaran yang terbebani di sekolah. Dan berefreshing bersama temannya.
1.2.2 Tujuan Penyusunan Laporan
Dengan adanya kegiatan pariwisata, siswa juga dapat mengetahi tujuan-tujuan penyusunan laporan yang diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa dapat berlatih untuk menuangkan gagasan dalam bentuk kebahasan dalam penyusuna karya tulis,
2. Siswa dapat berlatih menyusun karya tulis ilmiah sederhana sesuai kemapuan anak SMP,
3. Serta melatih siswa untuk saling kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok.
1.2.3 Manfaat Karyawisata
Dalam kegiatan karyawisata ini, Kami dapat memperoleh manfaat karyawisata ini diantaranya ;
1. Dapat menambah pengalaman dan wawasan / pengetahuan,
2. Dapat mengetahui objek yang sebenarnya secara langsung yang Kami amati,
3. Siswa dapat menyegarkan pikiran sejenak selama malaksanakan kegiatan rekreasi karena jenuh dengan pelajaran dan PR sekolah yang harus dihadapi setiap harinya selama sekolah.
1.2.4 Metode Yang Digunakan
Dalam penyusunan laporan karya tulis ini, Kami menggunakan metode karyawisata, yaitu salah satu metode yang Kami lakukan dengan jalan mengunjungi objek-objek yang Kami amati secara langsung untuk mendapatkan sumber-sumber data dan informasi yang akan Kami gunakan untuk menyusun karya tulis ilmiah sederhana.
1.3 Sistematika Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan laporan karya tulis ilmiah sederhana ini Kami menggunakan sistematika penyusunan laporan, yaitu diantaranya :
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan pada BAB I meliputi latar belakang karyawisata, tujuan karyawisata, kegunaan karyawisata, metode yang digunakan, dan sistematika penyusunan laporan setiap poin atau setip pokok permalahannya akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB II Kunjungan Ke Pantai Parangtritis
Kunjungan ke Pantai Parangtritis pada BAB II diantaranya meliputi Letak Pantai Parangtritis, pada bagian pokok ini terdapat bebrapa rute untuk dapat mnegunjungi pantai Pantai Parangtritis, Gumuk Pasir Terlengkap di Dunia, Atraksi Pemeberani yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB III Kunjungan ke Candi Borobudur
Kunjungan ke Candi Borobudur pada BAB III diantaranya meliputi Candi Borobudur, Letak Candi Borobudur, Arti Atau Makna Dari Candi Borobudur, Fungsi Candi Borobudur, dan terdapat pula Pokok yang menbahas Sejarah Candi Borobudur, Penyelamatan Candi Borobudur, Bangunan Candi Borobudur, dan Taman wisata yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB IV kunjungan Ke Pasar Malioboro
Kunjungan Ke Pasar Malioboro pada BAB IV diantaranya meliputi Letak Malioboro, barang-barang Malioboro yang diperdagangkan atau dijual di Pasar Malioboro, dan pengunjung Malioboro akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB V Penutupan
Penutup pada BAB V diantaranya meliputi kesimpulan akhir tetang penyusunan karya tulis ini serta saran dan kritik yang ditujukan diantaranya kepada guru pendamping keguatan karyawisata yang akan datang, pengelola objek-objek wisata seperti pengelola Candi Borobudur dan kepada pengelola Malioboro. Selain itu juga kepada adik-adik kelas yang akan mengikuti kegiatan karyawisata.
BAB II
KUNJUNGAN KE PANTAI PARANGTRITIS
2.1 Letak Pantai Parangtritis
Lokasi Pantai Parangtritis ada di sebelah selatan kota Yogyakarta, kurang lebih 25 km dari pusat kota Yogyakarta. Lokasi ini bisa ditempuh dalam tempo kurang lebih satu jam perjalanan melalui kota Bantul dengan jalan-jalan yang lebar dan mulus. Pendek kata, lokasi wisata ini sangat gampang dijangkau. Ada dua rute yang dapat diambil untuk mencapai Pantai Parangtritis.
Rute pertama:
Yogyakarta-Kretek-Parangtritis. Segala jenis kendaraan dapat dengan mudah melewati jalan ini langsung ke pantai. Mereka yang tertarik untuk melakukan perjalanan dengan bus dapat naik bus di terminal bus Umbulharjo di Yogyakarta.
Rute kedua:
Yogyakarta-Imogiri-Siluk-Parangtritis, jaraknya kira-kira 35 km dan berhubungan dengan rute turisme yang terdiri dari pemakaman keluarga raja, tempat pemakaman para bangsawan Mataram dan keturunannya, di Kota Gede dan Imogiri. Rute ini menawarkan pemandangan yang indah, kombinasi antara sungai dan bukit kapur. Segala jenis kendaraan dapat melewati jalan ini langsung menuju pantai.
2.2 Gumuk Pasir Terlengkap di Dunia
Parangtritis adalah pantai terindah dan terpanjang di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Saat terjadi gempa bumi dan tsunami kecil, parangtritis merupakan tempat yang paling parah kerusaknnya, tetapi pada saat ini wilayah pada sekitar pantai Parangtritis sudah direnovasi kembali. Pantai ini sudah dikenal sejak jaman Belanda sebagai tempat peristirahatan yang nyaman. Pengunjung seperti tak pernah bosan menyinggahi tempat itu. Pantai ini sangat indah dan menawan dengan deburan ombak pantai selatan yang cukup besar. Bagi mereka yang hobi berselancar, meski terbatas, bisa melakukannya di pantai ini. Angin yang kencang berhembus dapat Anda manfaatkan untuk bermain layang-layang.
Eloknya pemandangan sejauh mata memandang akan membuat hati Anda merasa tenteram. Di pantai ini Anda akan menjumpai pemandangan lain di samping laut, yakni adanya gumuk-gumuk pasir (sand dune) yang bergitu eloknya.
Menurut ahli geologi, gumuk ini merupakan gumuk pasir terlengkap di Indonesia, bahkan mungkin dunia. Menjelang sore anda dapat menikmati suasana matahari terbenam (sunset), kesan Pantai Parangtritis yang angker dan seram ternyata tertutup oleh indahnya pemandangan pantai yang indah
2.3 Atraksi Pemeberani
Di sini banyak dijumpai tipe-tipe gumuk pasir dengan beragam model mulai dari parabola, lingkaran ataupun tapal kuda. Gumuk pasir sendiri merupakan hasil kerja dari angin yang bertiup di sepanjang Pantai Parangtritis, sehingga menghasilkan bentukan-bentukan yang cukup Indah.
Tak hanya itu, di areal belakang ( apabila kita menghadap ke arah laut ), akan dijumpai adanya pegunungan-pegunungan kapur dengan banyak gua yang jadi hunian burung wallet. Nah, di sinilah banyak dijumpai para "pemberani" yang mengambil air liur burung walet yang banyak terdapat di dinding-dinding gua kapur tersebut. Barangkali kalau Anda menyaksikan pemandangan ini, akan tergetar hati Anda.
Luasnya hamparan pasir di sepanjang pantai, menjadikan pantai ini menarik untuk ditelusuri. Akan melelahkan memang, tetapi menyegarkan dan menyehatkan karena udara laut dan angin yang segar. Namun demikian, bila Anda merasa benar-benar capai dan masih ingin berkeliling melihat pemandangan, Anda bisa menyewa delman atau kuda yang memberikan jasa untuk mengelilingi Pantai Parangtritis
Pada musim liburan sekolah, kita banyak menjumpai delman yang memberikan jasa keliling pantai. Di bawah terpaan angin pantai yang cukup kencang ini, kita akan benar-benar dibuai dalam mimpi dan merasa nyaman mengelilingi pantai dengan menggunakan delman.
Parangtritis telah lama terkenal, tidak hanya sebagai pantai yang mempertemukan bukit pasir, pantai dan tebing batu, tetapi juga sebagai tempat bersejarah yang berhubungan dengan legenda misterius tentang Ratu Laut Selatan, "Kanjeng Ratu Kidul". Legenda mengatakan Kanjeng Ratu Kidul menikah dengan salah satu keturunan Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati, yang dia kunjungi dan berhubungan pada saat-saat tertentu.
Dikatakan, nama Parangtritis menyatakan suatu fenomena alam. Dari dinding pada salah satu tebing meneteslah air yang mengandung kalsium secara terus menerus dan pada akhirnya membentuk sebuah kolam dengan air yang sangat jernih di dalamnya. Sri Sultan Hamengkubuwono VII menemukannya dan merawatnya. Kolam itu sekarang digunakan sebagai kolam renang.
BAB III
KUNJUNGAN PENGAMATAN CANDI BOROBUDUR
3.1 Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari segi kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan .Disamping Candi Borobudur masih ada dua candi lain yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon sebagai Tri Tunggal Candi.
Bagi para peziarah yang ingin mencapai tingkat Bodhisatwa, terlebih dahulu datang ke Mendut untuk menyampaikan penghormatan kepada Buddha. Kemudian ke Candi Pawon yang jaraknya kurang lebih 2 km sebagai peristirahatan untuk mensucikan diri sebelum menginjak Borobudur, untuk menyatakan sembahyang dan doa untuk mencapai tingkat kebuddhaan dan pembebasan mutlak dan abadi. Tiga serangkai Candi Mendut, Pawon dan Borobudur tersebut terbujur pada satu garis luru, merupakan kesatuan perlambang.
3.2 Letak Candi Borobudur
Borobudur berada di daerah yang terkenal dengan nama Kedu Selatan. Tepatnya berada di Kecamatan Borobudur, Daerah Tingkat II Kabupaten Magelang, 95 km dari ibu kota Jawa Tengah, Semarang. Dari Yogyakarta berjarak 42 km. Borobudur dibangun di atas bukit kecil yang diratakan. Di kelilingi bukit dan gunung-gunung besar. Gunung-gunung besar itu adalah : Merapi dan Merbabu di sebelah timur, Gunung Sumbing di sebelah barat.
Di sebelah selatan di batasi pegunungan Manoreh yang membujur dari barat ke timur. Di sebelah timur ada gunung kecil bernama Tidar. Sedikit jauh lagi adalah Gunung Telamaya dan Gunung Andong sebagai rangkaian dari Merapi dan Merbabu. Letak Borobudur yang terletak di tengah-tengah gunung dan perbukitan besar, sangatlah menarik.
Apalagi pada saat matahari terbit atau terbenam. Hamparan dataran Kedu yang subur, selalu menghijau sepanjang tahun. Tak jauh dari borobudur mengalir Sungai Progo dan Sungai Elo. Kedua sungai tersebut bertemu menjadi satu. Pada pertemuan kedua sungai tersebut, tidak berapa jauh, berdiri Candi Mendut dan Candi Pawon. Candi Borobudur, Mendut, Pawon, ketiganya merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan.
Ketiganya menjadi kestuan dalam kepercayaan dan upacara agama Buddha. Dahulu, ketiga candi tersebut dihubungkan dengan candi yang diatur rapi. Sekarang jalan itu sudah lenyap. Yang ada sekarang adalah jalan raya beraspal untuk kendaran bermotor. Daerah sekitar Borobudur adalah kampong dan sawah yang subur.
3.3 Arti atau Makna Candi Borobudur
Arti atau makna Candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambang dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Buddha, alam semesta dibagi menjadi tiga unsur atau dhatu dalam bahasa Sanksekerta :
Ketiga Susunan itu meliputi :
Unsur nafsu, hasrat atau Kamadhatu.
Unsur wujud, rupa, bentuk atau Rupadhatu.
Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk atau Arupadhatu.
3.4 Fungsi Candi Borobudur
Fungsi Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya, yaitu :
Tempat menyimpat relik atau disebut Dahtugarba. Relik tersebut antara benda suci, pakaian, tulang atau abu dari buddha, arwah para biksu yang tersohor atau yang terkemuka.
tempat sembahyang atau beribadah bagi umat buddha.
Merupakan lambang suci bagi umat buddha, cermin nilai-nilai tertinggi agama buddha dan mengan rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya.
tanda peringatan dan penghormatan sang buddha.
3.5 Pendiri dan Waktu Didirikan.
Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan Candi Borobudur didirikan,demikian juga pendirinya. Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya ”Chandi Borobudur a Monument of Mainkind (UNESCO 1976)”, menyebutkan bahwa tulisan singkat yang dipahatkan di atas pigura-pigura relief kaki candi ( Karmawibangga ) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa diketemukan pada berbagai prasasti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9. Di mana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Dinasti Syailendra yang menganut agama Buddha Mahayana.
Sebuah prasasti yang berasal dari abad 9 yang diteliti oleh Prof. Dr. J.G.Caspris, menyingkapkan silsilah tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemerintahan yaitu Raja Indra,putranya Samaratungga, kemudian Putri Samaratungga Pramoda Wardani. Pada waktu Raja Samaratungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama : Bhumi Sam–Bharabuddhara, yang dapat ditafsirkan sebagai bukit peningkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa.Karena penyesuaian pada bahasa jawa agaknya, akhirnya Braha Buddhara menjadi Borobudur.
Dari tokoh Jacques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa candi Borobudur berdiri pada zaman keemasan dinastti Syailendra yaitu pada tahun 750-850 M. Keberhasilan yang luar biasa di samping pendiri candi Borobudur,juga berhasil menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja yang pada saat itu marupakan kerajaan yang besar. Setelah menjalankan kerajaan Khamer, putra mahkota dibawa ke Indonesi (Jawa) dan setelah cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja bergelar Jayawarman II pada tahun 802. Para pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasilan tersebut luar biasa mengingat ibu kota kekaisaran Khmer berada di dataran yang jauh dari garis pantai, sehingga untuk menaklukkannya harus melalui sungai dan danau Tonle Sap sepanjang 500 km (A Guide to,Angkar, Down F Rooney, 1994 : 25).
Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa Candi Borobudur dibangun dalam 5 tahap dengan perkiraan sebagai berikut :
Tahap I kurang lebih Tahun 775 Tahap II kurang lebih Tahun 790
( bersamaan dengan, Kalasan II,Lumbung, Sojiwan I )
Tahap III kurang lebih Tahun 810 ( bersamaan dengan Kalasan III, Sewa III, Lumbung III dan Sojiwan II )
Tahap IV kurang lebih Tahun 835 ( bersamaan dengan Gedong Songa grup I, Sambi Sari, Badut I, Kuning, Badon, Sari dan Plaosan )
Setelah selesai dibangun, selam 150 tahun, Borobudur merupakan pusat pusat ziarah megah bagi penganut Buddha. Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, pusat kakuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudur pun hilang terlupakan. Karena gempa dan letusan Gunung Merapi, Candi itu melesak mempercepat karuntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abad-abad selanjutnya lenyap di telan sejarah.
3.6 `Penemuan Kembali
Pada abad ke 18 Borobudur pernah disebut dalam salah satu kronik jawa, Babad Tanah Jawi. Pernah juga disebut dalam naskah lain, yang menceritakan seorang Pangeran Yogya yang mengunjungi gugusan seribu patung di Borobudur. Hal ini merupakan petunjuk bahwa bangunan candi itu ternyata tidak lenyap dan hancur seluruhnya.
Tetapi baru pada masa pemerintahan Inggris yang singkat ( 1811-1816 ) di bawah Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 , Candi Borobudur dibangkitkkan dari tidurnya. Tahun 1915 ditugaskanlah H.C. Cornelius seorang perwira zeni agar mengadakan penyelidikan.
Cornelius yang mendapat tugas tersebut, kemudian mengerahkan sekitar 200 penduduk selama hamper dua bulan. Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan ditimbun disekitar candi, sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang di lereng bukit. Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan runtuh.
Kemudian Residen Kedu C.L. Hartman, menyuruh membersihkan sama sekali bangunannya,sehingga candinya nampak seluruhnya.Sepuluh tahun kemudian stupa induknya,yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar,dibersihkan pula bagian dalamnya,untuk kemudian diberi bangunan bambu sebagai tempat menikmati pemandangan sambil minum teh.
Tahun 1885 Ijzerman mengadakan penyelidikan dan mendapatkan bahwa di belakang batur kaki candi adalagi kaki candi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relief. Kaki Ijzerman termashur dengan desas-desus relief misterius yang menggambarkan teks Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal-hal yang baik dan buruk,masalah hukum sebab dan akibat bagi perbuatan manusia. Tahun 1890-1891 bagian relief itu dibuka seluruhnya kemudian dibuat foto oleh CEPHAS untuk dokumentasi, lalu ditutup kembali.
3.7 PENYELAMATAN CANDI BOROBUDUR
3.7.1 Pemugaran Pertama ( VAN ERP tahun 1907-1911 )
Karena keadaan Borobudur kian memburuk maka pada tahun 1900 dibentuklah suatu panitia khusus,diketuai Dr.J.L.A Brandes.
Sangat disayangkan bahwa Dr.J.L.A Brandes meninggal tahun 1905 namun laporan bersama yang disusunnya tahun 1902 membuahkan rancangan pemugaran. Tahun 1907 dimulai pemugaran besar-besaran yang pertama kali dan dipimpin oleh Van Erp. Pekerjaan ini berlangsung selama empat tahun sampai tahun 1911 dengan biaya sekitar 100.000 Gulden dan sepersepuluhnya digunakan untuk pemotretan.
Kegiatan Van Erp antara lain memperbaiki sistem drainase,saluran-saluran pada bukit diperbaiki dan pembuatan canggal untuk mengarahkan aliran air hujan. Pada tingkat Rupadhatu,lantai yang melesak diratakan dengan menutup bagian yang melesak dengan campuran pasir dan tras atau semen sehingga air hujan mengalir melalui dwarajala atau gargoyle. Batu-batu yang runtuh dikembalikan dan beberapa bagian yang miring dan membahayakan diberi penguat. Pada tingkat rupadhatu ,72 buah stupa terus dibongkar dan disusun kembali setelah dasarnya diratakan,demikian juga pada stupa induknya.
Pada tahun 1926 diadakan pengamatan,diketahui adanya pengrusakan sengaja yang dilakukan oleh wisatawan asing yang rupanya ingin memiliki tanda mata dari Borobudur.
Kemudian pada tahun 1929 dibentuklah panitia khusus untuk mengadakan penelitian terhadap batu dan relief-reliefnya. Penelitian panitia menyinpulkan ada 3 macam kerusakan yang masing-masing disebabkan oleh :
Korosi,yang disebabkan oleh pengaruh iklim.
Kerja mekanis.yang disebabkan oleh tangan manusia atau kekuatan lain yang datang dari luar.
Kekuatan tekanan,kerusakan karena tertekan atau tekanan batu-batunya berupa retak- retak, bahkan pecah.
3.7.2 Pemugaran Kedua ( Tahun 1973 -1983 )
Usaha penyelamatan berikutnya dilakukan pada tahun 1963 oleh pemerintah Republik Indonesia dengan menyedikan dana yang cukup besar. Namun usaha ini terhenti dengan adanya pemberontakan G-3-S/PKI .
Pada tahun 1968 Pemerintah Republik Indonesia membetuk Panitia Nasional untuk membantu melaksanakan pemugaran Candi Borobudur. Pada tahun itu juga UNESCO akan membantu pemugaran. Pada tahun 1969 Presiden membubarkan Panitia Nasional dan membebankan tugasnya kepada Menteri Perhubungan,bahwa Rencana Pemugaran Candi Boribudur menjadi proyek dalam Repelita. Pada tahun 1970 atas prakarsa UNESCO diadakan diskusi panel di Yogyakarta untuk membahas rencana pembugaran. Kesepakatan yang diperoleh adalah membongkar dan kemudian memasang kembali batu-batu bagian Rupadhatu.
Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1973 Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Candi Borobudur. Persiapan pemugaran memakan waktu selama 2 tahun dan kegiatan fisiknya yaitu dimulainya pembongkaran batu-batu ncandi dimulai tahun 1975.
Dengan menggerakan lebih dari 600 pekerja serta batu sebanyak 1 juta buah. Bangunan candi yang dipugar adalah bagian Rupadhatu yaitu empat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar.
Kegiatan ini memakan waktu 10 tahun.Dan pada tanggal 23 Februari 1983 pemugaran Candi Borobudur dinyatakan selesai dengan diresmikan oleh Presiden
Soeharto dengan ditandai penandatanganan prasasti.
Prasasti tersebut bertuliskan :
Pada bagian yang menghadap ke utara :
“Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa pemugaran Candi Borobudur diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia” Soeharto, Borobudur, 23 Februari 1983.
Pada bagian yang menghadap ke timur :
“ Dalam melasanakan pemugaran Candi Borobudur Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO dibawah pimpinan Direktorat Jendral A MADOUMAHTAR M’BOW Telah menerima sebagai berikut ”
Negara anggota UNESCO :
Australia, Belanda, Belgia, Birma, Cyprus, Ghana, India, Inggris, Irak, Iran, Italia, Jepang, Jerman Barat, Kuwait, Luxemburg, Malaysia, Mauritius, Nigeria, Pakistan, Perancis, Philipina, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Swiss, Tauzania, Thailand.
Pihak swasta :
Rakyat Indonesia didalam dan diluar negeri .
American Comite For Borobudur Inc.
Japan Association For The Restoration of Borobudur in Cooperation with the Asian Cultural Centre For UNESCO.
Commemorative Association of the Japan world Excporition
Netherlands National Committee for Borobudur
General Lottery in the Netherlands
Borobudur Restoration Supporting Group in Nagoya
JDR 3rd fund New York
International Business Machines Corporation
Usaha menyelamatkan Candi Borobudur dengan berjuta-juta dollar mem[punyai manfaat bagi bangsa Kita. Menurut prof. Soekmono, sesungguhnya Candi Borbudur mempunyai nilai lain dari pada sekedar sebagai objek wisata yaitu sebagai benteng pertahanan kebudayaan Kita. Seperti peninggalan purbakala lainnya, Candi Borobudur menjadi penegak kepribadian bangsa Kita dan Candi Borobudur sebagai bukti nyata dari prestasi nenek moyang Kita sehingga menjadi kewajiban tanggung jawab bangsa Kita untuk meneruskan keagungan Candi Borbudur kepada cucu anak Kita.
Bantuan International melalui UNESCO tidak semata-mata disebabkan beratnya beban yang harus dipikul tetapi disebabkan oleh besarnya hasrat unutk mengajak sebanyak mungkin bangsa lain untuk menangani suatu proyek kemanusiaan seperti penyelamatan Candi Borobudur.
3.8 BANGUNAN CANDI BOROBUDUR
3.8.1 Arsitektur Bangunan
Candi Borbudur didrikan pada sebuah bukit seluas kurang lebih 7,8 ha pada ketinggian 265.40 m diatas permukaan laut atau berada kurang lebih diatas bukit disekitarnya. Untuk menyesuaikan dengan profil candi yang akan dibangun , bukit diurug dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m – 8,50 m. Bentang ( ukuran ) candi yang diurug dari dinding terluar antara 12170 m x 121,40 m dengan tinggi bamnguna yang masih tersisa 35,40 m dari tanah halaman.
Denah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada dinding teras 1,2 dan 3 tersusun dari batu andesit dengan sistem dry masonry ( tanpa perangkat ) diperkirakan mencapai 55.000 m3 atau 2.000.000 blok batu. Unutk memperkuat konstruksi dipergunakan sambungan batu tipe ekor burung kea rah horizontal, sedang untuk arah vertical dengan sistem getakan. Pada masing-masing tingkat dan setiap penjuru mata angin terdapoat pintu gerbang atau tangga. Pintu utama ada disebelah timur. Bentuk arsitektur candi Borobudur, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar. Pentahapan yang diperkirakan Dumarcay diakibatkan candi mengalami mbeberapa kali kelongsosran sehingga harus mengulang pekerjaan pembangunan. Menurut Hoenig yang dikutip oleh Bernet Kempers, rancangan semula dari Candi Borobudur adalah Candi yang mempunyai 4 pintu diatas suatu undag-undag 9 tingkat, bentuk ini banyak ditemui di Kamboja.
Menurut H.Parmentier yang dikutip Barnet Kampers ( 1970 : 104 ) menyebutkan pada rencana semula Candi Borobudur akan mempunyai sebuah stupa yang sangat besar, yang diletakkan pada bagian yang sekarang ditempati banyak stupa. Perkiraan ini dapat dilihat dari sisa batu pada dinding teras kurang lebih sisi barat dan utara, yang akan merupakan dasar dari sebuah stupa besar dengan diameter 51 m ( dapat dibayangkan sebagai gambaran dasar stupa pusat yang sekarang ada adalah 16,15 m dan tinggi tersisa 12,78 m ).
Sedangkan menurut Sutterheim dalam bukunya “ Tjandi Borobudur, Naam Vorm en Betekeens ”, 1929 yang dikutip Purnama Atmadi menyebutkan hasil perubahannya, bentuknya sesuai keterang dalam kitab Jawa Kuno “ Sang Hyang Kamahayanikam ” yang menguraikan filsafat agama buddha, dikatakan bahwa bangunan Candi Borobudur adalah “ Stupa Prasada ” suatu bangunan gabungan dari stupa pada bagian atas dan piramida yang mempunyai undag-undag.
Dikatakan pula bahwa seluruh stupa persada dapat dibagi dalam 3 bagian dimana pembagian ini dapat pula menyatakan perbedaan dari :
Dunia nafsu, hasrat, tyang disebut Kamadhatu,
Dunia bentuk, wujud, rupa, yang disebut Rupadhatu, dan
Dunia tanpa bentuk, tanpa wujud, tanpa rupa disebut Arupadhatu.
Dengan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut Sutterheim bentuk semula yang dimliki Candi Borobudur adalah sama yang dimiliki bentuk sekarang.
Menurut W.O.J. Niuwenkamp yangf dikutip Ph. Soebroto beranggapan bahwa bentuk Candi Borobudur pada dasarnya berbentuk bunga Padma ( Lotus ). Maka apa yang beranggapan pada tingkat kamadhatu dan Rupadhatu dapat disamakan dengan kelopak-kelopak daun bunganya, sedang tingkat Arupadhatu tempat stupa itu berada dianggap sama dengan putik sarinya.
Lotus adalah tempat kelahiran Budha, sehingga bentuk stupa dapat dimaknai, stupa bagian bahwa tempat bersemayam Budha, sedangkan stupa bagian atas merupakan gambaran Budha itu sendiri. Dengan kata lain bentuk stupa secara utuh menggambarkan Budha yang dudk diatas kelopak-kelopak daun bunga lotus.
3.8.2 Bangunan Candi Borobudur
Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk, melainkan hanya bisa naik sampai terasnya.
Secara keseluruhan banguna Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri. Sebagai bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian dari bawah, tubuh atau bagian pusat dan puncak. Pembagian menjadi tiga tersebut sesuai benar dengan tiga lambang atau tingkat susuna dalam ajaran Budha yaitu :
Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat/nafsu. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat/nafsu bahkan di kuasai oleh hasrat dan nafsu atau kemauan. Dalam dunia ini di gambarkan dalam relief yang terdapat dikaki candi asli dimana relief tersebut menggambarkan adegan dari kitab Karmawibangga . Karmawibangga yaitu naskah yang menggambarkan ajaran sebab dan akibat, serta perbuatan baik dan jahat.
Deretan relief ini tidak tampak selurhnya karena tertutup oleh dasar candi yang lebar. Hanya di sisi tenggara tampak relief yang terbuka bagi pengunjung.
Rupadhatu
Sama dengan dunia antara atau dunia rupa, bentuk, dan wujud. Dalam dunia ini manusia telah meninggalkan hasrat dan nafsu tetapi masih terikat nama dan rupa, wujud, bentuk. Bagian ini terdapat pada tingkat satu sapai dengan lima yang berbentu sangkar bujur.
Arupadhatu
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa,wujud, dan bentuk. Pada tingkat ini manusia telah bebas sama sekali dan telah memutuskan untuk selama-lamanya segala ikatan kepada dunia fana. Pada tingkat ini tidak terdapat rupa. Bagian ini terdapat pada teras bundar satu, dua, dan tiga beserta stupa induknya.
3.8.3 Patung Budha
candi borobudur tidak hanya di perindah dengan relief cerita dan relief hias, tetapi juga di hiasi dengan patung-patung yang sangat tinggi nilainya. Namun tidak semua patung dalam keadaan utuh, banyak yang tanpa kepala dan tangan, hal ini di sebabkan oleh bencana alam dan tangan jahil atau pencurian sebelum Candi Borobudur diadakan renovasi ( sebelum tahun 1973 ).
Patung-patung tersebut menggambarkan Dhyani Budha yang terdapat pada bagian Rupadhatu dan Arupadhatu. Patung-patung Budha di Candi Borobudur berjumlah lima ratus empat buah yang ditempatkan relung-relung yang tersusun berjajar pada sisi luar pagar langkan. Sedangkan patung-patung di tingkat Arupadhatu di tempatkan dalam stupa-stupa berlubang di tiga susunan lingkaran sepusat.
Susunan patung selengkapnya yaitu :
Langkah pertama = 104 Patung Budha
Langkah kedua = 10 Patung Budha
Langkah ketiga = 88 Patung Budha
Langkah keempat = 72 Patung Budha
Langkah kelima = 64 Patung Budha
_______________ +
Total Seluruhnya = 432 Patung Budha
Tingkat Arupadhatu :
Teras bundar pertama = 32 Patung Budha
Teras bundar kedua = 24 Patung Budha
Teras bundar ketiga = 16 Patung Budha
______________ +
Total Seluruhnya = 72 Patung Budha
Apabila Kita melihat sekilas Patung Budha itu nampak serupa semuanya, tetapi sesungguhnya ada juga perbedaannya. Perbedaan yang sangat jelas adalah sikap tangan atau yang sering di sebut Mudra yang merupakan khas untuk setiap Patung Budha.
Sikap kedua belah tangan Budha atau Mudra dalam bahasa sansekerta, memiliki arti perlambang yang khas. Ada 6 jenis yang bermakna sedalam-dalamnya. Namun demikian karena macam mudra yang dimiliki oleh patung-patung yang menghadap semua arah bagian Rupadhatu ( lingkaran lima ) maupun di bagian Arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama, maka jumlah mudra yang pokok adalah ada 5.
Kelima Mudra tersebut adalah :
Bhumisparca-Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan yang sedang menyentuh tanah. Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan menempel pada lutut kanan dengan jari-jarinya menunjuk ke bawah.
Sikap tangan ini melambangkan saat sang Budha memanggil Dewi Bumi sebagai saksi ketika ia menangkis serang iblis mara. Mudra ini adalh khas bagi Dhyani Buddha Aksobnya yang bersemayam di timur.
Patung ini menghadap ke timur langkan satu sampai dengan empat Mudra ini tanda khusus bagi Dhyani Budha Akhsobnya sebagai pengusa timur.
Abhaya Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menenangkan dan menyatakan “ Jangan Khawatir ”. Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan diankat sedikit ke atas lutut kanan dengan telapak menghadap ke muka.
Patung ini menghadap ke utara langkan satu sampai dengan empat dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amogashida yang berkuasa di utara.
Dhyani Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap samadi. Kedua tangan diletakan di pangkuan, yang kanan di atas yang kiri dengan telapaknya menengadah dan kedua jempolnya saling bertemu. Patung ini menghadap ke barat di langkan satu samapi dengan empat dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amitabha yang menjadi penguasa daerah barat.
Wara Mudra
Mudra ini melambangkan poemberian amal. Sepintas sikap tangan ini nampak serupa dengan Bhumisparca-Mudra tetapi telapak tangan kanan menghadap ke atas sedangkan jari-jarinya terletak di lutut kanan. Dengan mudra ini dapat di kenali Dhyani Budha Ratna Sambawa yang bertahta di selatan. Letak patung ini di langkan satu sampai dengan empat menghadap ke selatan.
Dharmacakra Mudra
Mudra ini melambangkan gerak memutar roda dharma. Kedua tangan di angkat dingkat sampai ke depan dada, yang kiri di bawah yang kanan. Tangan di kiri itu menghadap ke atas, dengan jari manisnya. Sikap tangan demikian serupa benar dengan gerak memutar sebuah roda.
Mudra ini menjadi ciri khas bagi Dhyani Budha Wairocana yang daerah kekuasaannya terletak di pusat.
Khusus di Candi Borobudur, Wairocana ini juga di gambarkan dengan sikap tangan yang di sebut Witarka Mudra atau sikap tangan yang sedang menguraikan sesuatu, tangan kiri terbuka di atas pangkuan, dan tangan kanan sedikit terangkat di atas lutut kanan dengan telapaknya menghadap ke muka dan jari telunjuknya menyentuh ibu jari. Patung ini terletak di relung langkap lima dan teras Budha satu, dua, dan tiga.
Di samping patung Budha yang berjumlah 504 buah masihg ada satu patung Budha yang menghebohkan. Konon menurut cerita, Hartman pada tahun 1842 berkunjung ke Candi Borbudur dan menemukan sebuah patung di dalam stupa induk. Cerita itu menyebar dari mulut ke mulut sampai akhirnya di masukkan dalam sebuah laporan tertulis tahun 1953.
Namun Hartman sendiri tidak pernah menulis sesuatu laporan tentang kegiatannya di Candi Borobudur. Oleh Van Erp patung itu sengaja tidak di kembalikan ke tempat ia menemukannya, oleh karena tidak ada bukti yang menyakinkan mengenai tempat asal yang sebenarnya. Patung itu kemudian diletakkan di bawah pohon kenari di sebelah barat laut Candi Borobudur. Patung tersebut ternyata banyak kekurangan, raut mukanya jelek sekali, lengan yang satu lebih pendek dari lengan yang lain, jari tangannya tidak lengkap dan lipatan jubahnya tidak halus pahatanya. Patung tersebut ternyata belum selesai pembuatannya.
Kini patung tersebut di simpan di museum Karmawibangga Candi Borobudur setelah pemugaran Candi Borobudur yang ke dua.
Di samping patung Budha, dari setiap pintu Candi Borobudur juga di jaga arca singa, secara keseluruhan arca singa ada 32 buah.
3.8.4 Kunto Bimo
Kunto Bimo terletak pada tingkat Arupadhatu lantai pertama sebelah kanan dari tangga pintu timur. Konon menurut cerita, dahulu ada seorang Raja yang ingin bertemu dengan seorang kesatria. Kemudian Sang Raja menyentuh Kunto Bimo, selanjutnya Raja tersebut dapat menemukan Kesatria dimaksud beberapa kemudian. Dari cerita tersebut kemudian sebagian besar masyarakat mempercayai patung tersebut ( Kunto Bimo ) bertuah, dapat mengabulkan keinginan setiap peziarah apabila dapat menyentuh patung Kunto Bimo. Namun semuanya di kembalikan kepada Kita.
3.8.5 Stupa
Sudah di sampaikan di muka bahwa ada dua macam stupa yaitu stupa induk dan stupa berlubang.
Stupa Induk
Stupa induk berukuran lebih dari stupa-stupa yang lain dan terletak di puncak sebagai mahkota dari selurh monumen bangunan Candi Borobudur. Stupa induk ini mempunyai garis tengah 9,90 m dan tinggi stupa sampai bagian bahwa pinakel 7 m.
Di atas puncak dahulunya di beri payung ( chatra ) bertingkat tiga sekarang tidak terdapat lagi. Stupa induk ini tertutup rapat, sehingga orang tidak dapat melihat bagian dalamnya. Di dalamnya terdapat ruangan yang sekarang tidak berisi.
Stupa Berlubang
Stupa berlubang atau berterawang adalh stupa yang terdapat pada teras bundar satu, dua, tiga dimana di dalamnya ada 72 buah yang terinci menjadi :
1. Teras bundar pertama terdapat : 32 stupa berlubang
2. Teras bundar ke dua terdapat : 24 stupa berlubang
3. Teras bundar ke tiga terdapat : 16 stupa berlubang
_______________ +
Jadi jumlahnya : 72 stupa berlubang
Di samping stupa induk dan stupa berlubang masih ada stups-stupa kecil yang bentuknya hampir sama dengan stupa yang lainnya, hanya saja stupa ini seolah-olah merupakan hiasan dari seluruh bangunan yang ada. Stupa- stupa kecil ini menempati puncak dari relung-relung pada langkan dua sampai langkan lima, sedangkan langkan satu sebagian berupa kaben dan sebagian berupa stupa kecil yang jumlahnya ada 1472 buah.
3.8.6 Relief
Candi Borobudur tidak saja menunjukkan kemegahan arsitekturnya tetapi juga mempunyai relief ( patahan atau ukiran ) yang sangat menarik. Relief cerita yang di pahatkan di Candi borobudur sangat lengkap dan panjang yang tidak pernah di temui di tempat lain di dunia bahkan di India sekalipun.
Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang jika diukir memanjang mencapai 2500 m. Sedangkan jenis reliefnya ada dua macam yaitu :
Relief Cerita
Yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah.
Relief Hiasan
Yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang.
Agar dapat menyimak ciretera dalam relief secara berurutan di anjurkan memasukki Candi borobudur melalui pintu sebelah timur dan tiap tingkatan berputar ke kiri dan meninggalkan Candi Borobudur di sebelah kanan.
Relief cerita pada Candi Borobudur menggambarkan bebrapa cerita yaitu :
1. Karma Wibangga
Terdiri dari 160 panel, di pahatkan pada kaki terutup.
2. Laita Wistara
Terdiri dari 120 panel, di pahatkan pada dinding lorong satu bagian atas.
3. Jataka dan Awadana
Terdiri 720 panel, di pahatkan pada lorong satu bagian bawah, balustrade lorong satu atas dan bawah, dan balustrade dua.
4. Gandawyuda
Terdiri 460 panel, di pahatkan pada dinding lorong dua dan tiga, balustrade tiga dan empat, serta bhadaraceri dinding lorong empat.
3.9 Taman Wisata
Setelah pemugaran Candi Borobudur selesai, baru ada gagasan untuk lebih mengembangkan Candi Borobudur dan wilayah sekitarnya sehingga akan dapat mendukung keberadaan Candi Borobudur sebagai tujuan utama wisata. Karena setiap dalam liburan, terjadi peledakan pengunjung yang jika tidak di waspadai akan membawa pengaruh bagi pelestarian maupun kenyamanan pengunjung.
Itulah sebabnya untuk menjaga kelestarian dan melestarikannya, pemerintahan membentuk PT. Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan sebagai salah satu BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) di bawah naungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
Tugasnya dalah mengelolah Candi Borobudur dan Prambanan tidak hanya di bidang kepariwisataan tetapi juga menyangkut bidang lainnya seperti kebudayaan, kepurbakalaan, pendidikan, ekonomi maupun pengembangan wilyah yang bersangkutan.
Fasilitas- fasilitas yang di sediakan anatara lain Museum Arkeologi, baik museum tertutup maupun terbuka, information canter, kebun pembibitan, tempat penitipan barang, parkir, warung, mushola, dan sebagainya.
Pembangunan taman merupakan suatu usaha pembangunan yang beruang lingkup nasional dan hanya berdimensi tripatra karena sekaligus merupakan pembangunan kulutural ( menyangkut nilai budaya ) dan pembangunan sosial ( demi kepentingan penduduk ) yang secara integral merupakan juga pembangunan suatu wilayah
BAB IV
KUNJUNGAN DI MALIOBORO
4.1 Letak Malioboro
Malioboro merupakan tempat dimana barang-barang khas dan makanan khas Yogyakarta diperdagangkan. Letak Malioboro berada dipusat Yogyakarta Jalan Malioboro.
4.2 Barang-barang yang Diperdagangkan
pedagang di Malioboro Kebanyakan menjual kaos-kaos yang menggambarkan atau bertuliskan tentang Yogyakarta. Selain itu juga, barang lain yang diperdagangkan misalnya makanan khas Yogyakarta seperti :
Geplak,
Bakpia,
Dodol,
dan lain-lain.
Selain itu juga, di Malioboro di jual juga barang-barang seperti : P
Patung Candi Borobudur,
Souvenir Barang Hias,
Batik,
Dan lain-lain.
4.3 Pengunjung Malioboro
pengunjung Malioboro tidak hanya wisatawan lokal tetapi juga banyak wisatawan asing yang ingin membeli ciodra mata atau souvenir-souvenir yang di perdagangkan untuk dibawa ke negara asalnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan karyawisatayang dilaksanakamn pada hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2008 mempunyai arti penting bagi Kami. Selain sebagai bahan membuat karya tulis, kegiatan ini juga memberikan wawsan dan suatu kenangan yang melekat di hati Kami. Kegiatan karyawisata merupakan program OSIS SMP N 4 Madiun yang dilaksanakan tiap tahun, sehingga tersa seperti sebuah tradisi mutlak.
Di dalam kegiatan karyawisata ada beberapa manfaat yang dapat diambil siswa-siswi kelas IX, antara lain :
a. Dapat membuka mata Kita unutk mengenal keindahan alam Yogyakarta dan membuat Kita merasa bangga sebagai Bangsa Indonesia karena Tuhan YME telah meberikan anugerah berupa keindahan alam kepada Negeri tercinta Kita.
b. Mengenalkan kita kepada kebudayaan Yogyakarta yang berciorak Buddha dan berbeda dengan kebudayaan Jawa.
c. Memupuk rasa tanggung jawab siswa yaitu menepati waktu yang telah disepakati bersama ketika mengunjungi objek wisata.
d. Memupuk kerukunan dan kekompakan siswa dalam melaksanakan tugas kelompok selama kegiatan karyawisata.
5.2 Saran dan Kritik
Untuk meningkatkan dan memajukan kebudayaan di Negara Kita, Kami memberikan saran dsan kritk kepada :
5.2.1 Guru Pendamping
Guru pendamping siswa dan siswi yang melaksanakn karyawisata. Sebaiknya memperhatikan murid-murid dalam melaksanakan kunjungan wisata di suatu tempat.
5.2.2 Pengelola Candi Borobudur
Tempat parkir dan pengunjung dijaga kebersihannya. Misalnya disediakan tempat sampah di berbagai lokasi tempat di Candi Borobudur. Pedagang-pedagang yang menjual berbagai barang sebaiknya diatur dengan rapi.
5.2.3 Malioboro
Tempat sebaiknya diperluas dan tempat untuk berdagang diatur agar pembeli mudah untuk membeli barang yang akan dibelinya.
5.2.4 Adik-adik kelas
Adik-adik kelas yang akan mengikuti karya wisata baik ke Bali maupun ke Yogyakarta untuk mematuhi peraturan dari Bapak atau Ibu guru dan peraturan di tempat wisata.
5.2.5 Pengunjung
Para pengunjungnya sebaiknya ikut menjaga kelestarian serta menjaga keabadian peninggalan nenek moyang Kita.
5.2.6 Pembaca
Para pembaca untuk menjaga dan memanfaatkan buku karya tulis ilmiah sederhana ini dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
_______ , 2006, Karya Tulis SMP Negeri 4 Madiun
Madhori , 2008, Candi Borobudur Sepanjang Masa
DAERAH ISTIMEWAH YOGYAKARTA
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN
UNTUK MENGIKUTI UJIAN AKHIR NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
DI SUSUN OLEH
KELAS IX D
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program Karyawisata
Latar belakang kegiatan karyawisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah sesuai program OSIS. Program ini merupakan program pendidikan pendahuluan “ Bela Negara ” yang dituangkan dalam program OSIS tahun 2008 / 2009.
Program karyawisata tersebut sesuai dengan SK Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 201 / c / kep. / 0.1986 tentang perubahan struktur- struktur OSIS.
Hal itu dikaitkan dengan pelajaran intra kurikuler Bahasa Indonesia pada pokok bahasan “ Menulis ” yang merupakan praktik langsung mengarang dalam bentuk “ Karya Tulis Ilmiah Sederhana ” yang sesuai dengan kemampuan dasar tingkat anak SMP.
1.2 Tujuan Karya Wisata dan penyusunan Laporan
Adapun kegiatan pariwisata ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan karyawisata dan tujuan penyusunan laporan.
1.2.1 Tujuan Karyawisata
Dengan adanya kegiatan pariwisata siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan karyawisata yang diantaranya :
1. Siswa dapat menumbuhkan rasa cinta di dalam diri para siswa terhadap kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
2. Memberikan kesempatan kepada para siswa agar dapat melihat secara langsung obyek yang akan diamati.
3. Selain itu, siswa juga dapat mencari sumber daya / bahan untuk menyusun laporan karya tulis.
4. Siswa dapat meninggalkan sejenak beban pikiran terhadap pelajaran yang terbebani di sekolah. Dan berefreshing bersama temannya.
1.2.2 Tujuan Penyusunan Laporan
Dengan adanya kegiatan pariwisata, siswa juga dapat mengetahi tujuan-tujuan penyusunan laporan yang diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa dapat berlatih untuk menuangkan gagasan dalam bentuk kebahasan dalam penyusuna karya tulis,
2. Siswa dapat berlatih menyusun karya tulis ilmiah sederhana sesuai kemapuan anak SMP,
3. Serta melatih siswa untuk saling kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok.
1.2.3 Manfaat Karyawisata
Dalam kegiatan karyawisata ini, Kami dapat memperoleh manfaat karyawisata ini diantaranya ;
1. Dapat menambah pengalaman dan wawasan / pengetahuan,
2. Dapat mengetahui objek yang sebenarnya secara langsung yang Kami amati,
3. Siswa dapat menyegarkan pikiran sejenak selama malaksanakan kegiatan rekreasi karena jenuh dengan pelajaran dan PR sekolah yang harus dihadapi setiap harinya selama sekolah.
1.2.4 Metode Yang Digunakan
Dalam penyusunan laporan karya tulis ini, Kami menggunakan metode karyawisata, yaitu salah satu metode yang Kami lakukan dengan jalan mengunjungi objek-objek yang Kami amati secara langsung untuk mendapatkan sumber-sumber data dan informasi yang akan Kami gunakan untuk menyusun karya tulis ilmiah sederhana.
1.3 Sistematika Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan laporan karya tulis ilmiah sederhana ini Kami menggunakan sistematika penyusunan laporan, yaitu diantaranya :
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan pada BAB I meliputi latar belakang karyawisata, tujuan karyawisata, kegunaan karyawisata, metode yang digunakan, dan sistematika penyusunan laporan setiap poin atau setip pokok permalahannya akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB II Kunjungan Ke Pantai Parangtritis
Kunjungan ke Pantai Parangtritis pada BAB II diantaranya meliputi Letak Pantai Parangtritis, pada bagian pokok ini terdapat bebrapa rute untuk dapat mnegunjungi pantai Pantai Parangtritis, Gumuk Pasir Terlengkap di Dunia, Atraksi Pemeberani yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB III Kunjungan ke Candi Borobudur
Kunjungan ke Candi Borobudur pada BAB III diantaranya meliputi Candi Borobudur, Letak Candi Borobudur, Arti Atau Makna Dari Candi Borobudur, Fungsi Candi Borobudur, dan terdapat pula Pokok yang menbahas Sejarah Candi Borobudur, Penyelamatan Candi Borobudur, Bangunan Candi Borobudur, dan Taman wisata yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB IV kunjungan Ke Pasar Malioboro
Kunjungan Ke Pasar Malioboro pada BAB IV diantaranya meliputi Letak Malioboro, barang-barang Malioboro yang diperdagangkan atau dijual di Pasar Malioboro, dan pengunjung Malioboro akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
BAB V Penutupan
Penutup pada BAB V diantaranya meliputi kesimpulan akhir tetang penyusunan karya tulis ini serta saran dan kritik yang ditujukan diantaranya kepada guru pendamping keguatan karyawisata yang akan datang, pengelola objek-objek wisata seperti pengelola Candi Borobudur dan kepada pengelola Malioboro. Selain itu juga kepada adik-adik kelas yang akan mengikuti kegiatan karyawisata.
BAB II
KUNJUNGAN KE PANTAI PARANGTRITIS
2.1 Letak Pantai Parangtritis
Lokasi Pantai Parangtritis ada di sebelah selatan kota Yogyakarta, kurang lebih 25 km dari pusat kota Yogyakarta. Lokasi ini bisa ditempuh dalam tempo kurang lebih satu jam perjalanan melalui kota Bantul dengan jalan-jalan yang lebar dan mulus. Pendek kata, lokasi wisata ini sangat gampang dijangkau. Ada dua rute yang dapat diambil untuk mencapai Pantai Parangtritis.
Rute pertama:
Yogyakarta-Kretek-Parangtritis. Segala jenis kendaraan dapat dengan mudah melewati jalan ini langsung ke pantai. Mereka yang tertarik untuk melakukan perjalanan dengan bus dapat naik bus di terminal bus Umbulharjo di Yogyakarta.
Rute kedua:
Yogyakarta-Imogiri-Siluk-Parangtritis, jaraknya kira-kira 35 km dan berhubungan dengan rute turisme yang terdiri dari pemakaman keluarga raja, tempat pemakaman para bangsawan Mataram dan keturunannya, di Kota Gede dan Imogiri. Rute ini menawarkan pemandangan yang indah, kombinasi antara sungai dan bukit kapur. Segala jenis kendaraan dapat melewati jalan ini langsung menuju pantai.
2.2 Gumuk Pasir Terlengkap di Dunia
Parangtritis adalah pantai terindah dan terpanjang di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Saat terjadi gempa bumi dan tsunami kecil, parangtritis merupakan tempat yang paling parah kerusaknnya, tetapi pada saat ini wilayah pada sekitar pantai Parangtritis sudah direnovasi kembali. Pantai ini sudah dikenal sejak jaman Belanda sebagai tempat peristirahatan yang nyaman. Pengunjung seperti tak pernah bosan menyinggahi tempat itu. Pantai ini sangat indah dan menawan dengan deburan ombak pantai selatan yang cukup besar. Bagi mereka yang hobi berselancar, meski terbatas, bisa melakukannya di pantai ini. Angin yang kencang berhembus dapat Anda manfaatkan untuk bermain layang-layang.
Eloknya pemandangan sejauh mata memandang akan membuat hati Anda merasa tenteram. Di pantai ini Anda akan menjumpai pemandangan lain di samping laut, yakni adanya gumuk-gumuk pasir (sand dune) yang bergitu eloknya.
Menurut ahli geologi, gumuk ini merupakan gumuk pasir terlengkap di Indonesia, bahkan mungkin dunia. Menjelang sore anda dapat menikmati suasana matahari terbenam (sunset), kesan Pantai Parangtritis yang angker dan seram ternyata tertutup oleh indahnya pemandangan pantai yang indah
2.3 Atraksi Pemeberani
Di sini banyak dijumpai tipe-tipe gumuk pasir dengan beragam model mulai dari parabola, lingkaran ataupun tapal kuda. Gumuk pasir sendiri merupakan hasil kerja dari angin yang bertiup di sepanjang Pantai Parangtritis, sehingga menghasilkan bentukan-bentukan yang cukup Indah.
Tak hanya itu, di areal belakang ( apabila kita menghadap ke arah laut ), akan dijumpai adanya pegunungan-pegunungan kapur dengan banyak gua yang jadi hunian burung wallet. Nah, di sinilah banyak dijumpai para "pemberani" yang mengambil air liur burung walet yang banyak terdapat di dinding-dinding gua kapur tersebut. Barangkali kalau Anda menyaksikan pemandangan ini, akan tergetar hati Anda.
Luasnya hamparan pasir di sepanjang pantai, menjadikan pantai ini menarik untuk ditelusuri. Akan melelahkan memang, tetapi menyegarkan dan menyehatkan karena udara laut dan angin yang segar. Namun demikian, bila Anda merasa benar-benar capai dan masih ingin berkeliling melihat pemandangan, Anda bisa menyewa delman atau kuda yang memberikan jasa untuk mengelilingi Pantai Parangtritis
Pada musim liburan sekolah, kita banyak menjumpai delman yang memberikan jasa keliling pantai. Di bawah terpaan angin pantai yang cukup kencang ini, kita akan benar-benar dibuai dalam mimpi dan merasa nyaman mengelilingi pantai dengan menggunakan delman.
Parangtritis telah lama terkenal, tidak hanya sebagai pantai yang mempertemukan bukit pasir, pantai dan tebing batu, tetapi juga sebagai tempat bersejarah yang berhubungan dengan legenda misterius tentang Ratu Laut Selatan, "Kanjeng Ratu Kidul". Legenda mengatakan Kanjeng Ratu Kidul menikah dengan salah satu keturunan Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati, yang dia kunjungi dan berhubungan pada saat-saat tertentu.
Dikatakan, nama Parangtritis menyatakan suatu fenomena alam. Dari dinding pada salah satu tebing meneteslah air yang mengandung kalsium secara terus menerus dan pada akhirnya membentuk sebuah kolam dengan air yang sangat jernih di dalamnya. Sri Sultan Hamengkubuwono VII menemukannya dan merawatnya. Kolam itu sekarang digunakan sebagai kolam renang.
BAB III
KUNJUNGAN PENGAMATAN CANDI BOROBUDUR
3.1 Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari segi kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan .Disamping Candi Borobudur masih ada dua candi lain yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon sebagai Tri Tunggal Candi.
Bagi para peziarah yang ingin mencapai tingkat Bodhisatwa, terlebih dahulu datang ke Mendut untuk menyampaikan penghormatan kepada Buddha. Kemudian ke Candi Pawon yang jaraknya kurang lebih 2 km sebagai peristirahatan untuk mensucikan diri sebelum menginjak Borobudur, untuk menyatakan sembahyang dan doa untuk mencapai tingkat kebuddhaan dan pembebasan mutlak dan abadi. Tiga serangkai Candi Mendut, Pawon dan Borobudur tersebut terbujur pada satu garis luru, merupakan kesatuan perlambang.
3.2 Letak Candi Borobudur
Borobudur berada di daerah yang terkenal dengan nama Kedu Selatan. Tepatnya berada di Kecamatan Borobudur, Daerah Tingkat II Kabupaten Magelang, 95 km dari ibu kota Jawa Tengah, Semarang. Dari Yogyakarta berjarak 42 km. Borobudur dibangun di atas bukit kecil yang diratakan. Di kelilingi bukit dan gunung-gunung besar. Gunung-gunung besar itu adalah : Merapi dan Merbabu di sebelah timur, Gunung Sumbing di sebelah barat.
Di sebelah selatan di batasi pegunungan Manoreh yang membujur dari barat ke timur. Di sebelah timur ada gunung kecil bernama Tidar. Sedikit jauh lagi adalah Gunung Telamaya dan Gunung Andong sebagai rangkaian dari Merapi dan Merbabu. Letak Borobudur yang terletak di tengah-tengah gunung dan perbukitan besar, sangatlah menarik.
Apalagi pada saat matahari terbit atau terbenam. Hamparan dataran Kedu yang subur, selalu menghijau sepanjang tahun. Tak jauh dari borobudur mengalir Sungai Progo dan Sungai Elo. Kedua sungai tersebut bertemu menjadi satu. Pada pertemuan kedua sungai tersebut, tidak berapa jauh, berdiri Candi Mendut dan Candi Pawon. Candi Borobudur, Mendut, Pawon, ketiganya merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan.
Ketiganya menjadi kestuan dalam kepercayaan dan upacara agama Buddha. Dahulu, ketiga candi tersebut dihubungkan dengan candi yang diatur rapi. Sekarang jalan itu sudah lenyap. Yang ada sekarang adalah jalan raya beraspal untuk kendaran bermotor. Daerah sekitar Borobudur adalah kampong dan sawah yang subur.
3.3 Arti atau Makna Candi Borobudur
Arti atau makna Candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambang dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Buddha, alam semesta dibagi menjadi tiga unsur atau dhatu dalam bahasa Sanksekerta :
Ketiga Susunan itu meliputi :
Unsur nafsu, hasrat atau Kamadhatu.
Unsur wujud, rupa, bentuk atau Rupadhatu.
Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk atau Arupadhatu.
3.4 Fungsi Candi Borobudur
Fungsi Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya, yaitu :
Tempat menyimpat relik atau disebut Dahtugarba. Relik tersebut antara benda suci, pakaian, tulang atau abu dari buddha, arwah para biksu yang tersohor atau yang terkemuka.
tempat sembahyang atau beribadah bagi umat buddha.
Merupakan lambang suci bagi umat buddha, cermin nilai-nilai tertinggi agama buddha dan mengan rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya.
tanda peringatan dan penghormatan sang buddha.
3.5 Pendiri dan Waktu Didirikan.
Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan Candi Borobudur didirikan,demikian juga pendirinya. Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya ”Chandi Borobudur a Monument of Mainkind (UNESCO 1976)”, menyebutkan bahwa tulisan singkat yang dipahatkan di atas pigura-pigura relief kaki candi ( Karmawibangga ) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa diketemukan pada berbagai prasasti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9. Di mana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Dinasti Syailendra yang menganut agama Buddha Mahayana.
Sebuah prasasti yang berasal dari abad 9 yang diteliti oleh Prof. Dr. J.G.Caspris, menyingkapkan silsilah tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemerintahan yaitu Raja Indra,putranya Samaratungga, kemudian Putri Samaratungga Pramoda Wardani. Pada waktu Raja Samaratungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama : Bhumi Sam–Bharabuddhara, yang dapat ditafsirkan sebagai bukit peningkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa.Karena penyesuaian pada bahasa jawa agaknya, akhirnya Braha Buddhara menjadi Borobudur.
Dari tokoh Jacques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa candi Borobudur berdiri pada zaman keemasan dinastti Syailendra yaitu pada tahun 750-850 M. Keberhasilan yang luar biasa di samping pendiri candi Borobudur,juga berhasil menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja yang pada saat itu marupakan kerajaan yang besar. Setelah menjalankan kerajaan Khamer, putra mahkota dibawa ke Indonesi (Jawa) dan setelah cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja bergelar Jayawarman II pada tahun 802. Para pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasilan tersebut luar biasa mengingat ibu kota kekaisaran Khmer berada di dataran yang jauh dari garis pantai, sehingga untuk menaklukkannya harus melalui sungai dan danau Tonle Sap sepanjang 500 km (A Guide to,Angkar, Down F Rooney, 1994 : 25).
Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa Candi Borobudur dibangun dalam 5 tahap dengan perkiraan sebagai berikut :
Tahap I kurang lebih Tahun 775 Tahap II kurang lebih Tahun 790
( bersamaan dengan, Kalasan II,Lumbung, Sojiwan I )
Tahap III kurang lebih Tahun 810 ( bersamaan dengan Kalasan III, Sewa III, Lumbung III dan Sojiwan II )
Tahap IV kurang lebih Tahun 835 ( bersamaan dengan Gedong Songa grup I, Sambi Sari, Badut I, Kuning, Badon, Sari dan Plaosan )
Setelah selesai dibangun, selam 150 tahun, Borobudur merupakan pusat pusat ziarah megah bagi penganut Buddha. Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, pusat kakuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudur pun hilang terlupakan. Karena gempa dan letusan Gunung Merapi, Candi itu melesak mempercepat karuntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abad-abad selanjutnya lenyap di telan sejarah.
3.6 `Penemuan Kembali
Pada abad ke 18 Borobudur pernah disebut dalam salah satu kronik jawa, Babad Tanah Jawi. Pernah juga disebut dalam naskah lain, yang menceritakan seorang Pangeran Yogya yang mengunjungi gugusan seribu patung di Borobudur. Hal ini merupakan petunjuk bahwa bangunan candi itu ternyata tidak lenyap dan hancur seluruhnya.
Tetapi baru pada masa pemerintahan Inggris yang singkat ( 1811-1816 ) di bawah Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 , Candi Borobudur dibangkitkkan dari tidurnya. Tahun 1915 ditugaskanlah H.C. Cornelius seorang perwira zeni agar mengadakan penyelidikan.
Cornelius yang mendapat tugas tersebut, kemudian mengerahkan sekitar 200 penduduk selama hamper dua bulan. Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan ditimbun disekitar candi, sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang di lereng bukit. Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan runtuh.
Kemudian Residen Kedu C.L. Hartman, menyuruh membersihkan sama sekali bangunannya,sehingga candinya nampak seluruhnya.Sepuluh tahun kemudian stupa induknya,yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar,dibersihkan pula bagian dalamnya,untuk kemudian diberi bangunan bambu sebagai tempat menikmati pemandangan sambil minum teh.
Tahun 1885 Ijzerman mengadakan penyelidikan dan mendapatkan bahwa di belakang batur kaki candi adalagi kaki candi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relief. Kaki Ijzerman termashur dengan desas-desus relief misterius yang menggambarkan teks Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal-hal yang baik dan buruk,masalah hukum sebab dan akibat bagi perbuatan manusia. Tahun 1890-1891 bagian relief itu dibuka seluruhnya kemudian dibuat foto oleh CEPHAS untuk dokumentasi, lalu ditutup kembali.
3.7 PENYELAMATAN CANDI BOROBUDUR
3.7.1 Pemugaran Pertama ( VAN ERP tahun 1907-1911 )
Karena keadaan Borobudur kian memburuk maka pada tahun 1900 dibentuklah suatu panitia khusus,diketuai Dr.J.L.A Brandes.
Sangat disayangkan bahwa Dr.J.L.A Brandes meninggal tahun 1905 namun laporan bersama yang disusunnya tahun 1902 membuahkan rancangan pemugaran. Tahun 1907 dimulai pemugaran besar-besaran yang pertama kali dan dipimpin oleh Van Erp. Pekerjaan ini berlangsung selama empat tahun sampai tahun 1911 dengan biaya sekitar 100.000 Gulden dan sepersepuluhnya digunakan untuk pemotretan.
Kegiatan Van Erp antara lain memperbaiki sistem drainase,saluran-saluran pada bukit diperbaiki dan pembuatan canggal untuk mengarahkan aliran air hujan. Pada tingkat Rupadhatu,lantai yang melesak diratakan dengan menutup bagian yang melesak dengan campuran pasir dan tras atau semen sehingga air hujan mengalir melalui dwarajala atau gargoyle. Batu-batu yang runtuh dikembalikan dan beberapa bagian yang miring dan membahayakan diberi penguat. Pada tingkat rupadhatu ,72 buah stupa terus dibongkar dan disusun kembali setelah dasarnya diratakan,demikian juga pada stupa induknya.
Pada tahun 1926 diadakan pengamatan,diketahui adanya pengrusakan sengaja yang dilakukan oleh wisatawan asing yang rupanya ingin memiliki tanda mata dari Borobudur.
Kemudian pada tahun 1929 dibentuklah panitia khusus untuk mengadakan penelitian terhadap batu dan relief-reliefnya. Penelitian panitia menyinpulkan ada 3 macam kerusakan yang masing-masing disebabkan oleh :
Korosi,yang disebabkan oleh pengaruh iklim.
Kerja mekanis.yang disebabkan oleh tangan manusia atau kekuatan lain yang datang dari luar.
Kekuatan tekanan,kerusakan karena tertekan atau tekanan batu-batunya berupa retak- retak, bahkan pecah.
3.7.2 Pemugaran Kedua ( Tahun 1973 -1983 )
Usaha penyelamatan berikutnya dilakukan pada tahun 1963 oleh pemerintah Republik Indonesia dengan menyedikan dana yang cukup besar. Namun usaha ini terhenti dengan adanya pemberontakan G-3-S/PKI .
Pada tahun 1968 Pemerintah Republik Indonesia membetuk Panitia Nasional untuk membantu melaksanakan pemugaran Candi Borobudur. Pada tahun itu juga UNESCO akan membantu pemugaran. Pada tahun 1969 Presiden membubarkan Panitia Nasional dan membebankan tugasnya kepada Menteri Perhubungan,bahwa Rencana Pemugaran Candi Boribudur menjadi proyek dalam Repelita. Pada tahun 1970 atas prakarsa UNESCO diadakan diskusi panel di Yogyakarta untuk membahas rencana pembugaran. Kesepakatan yang diperoleh adalah membongkar dan kemudian memasang kembali batu-batu bagian Rupadhatu.
Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1973 Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Candi Borobudur. Persiapan pemugaran memakan waktu selama 2 tahun dan kegiatan fisiknya yaitu dimulainya pembongkaran batu-batu ncandi dimulai tahun 1975.
Dengan menggerakan lebih dari 600 pekerja serta batu sebanyak 1 juta buah. Bangunan candi yang dipugar adalah bagian Rupadhatu yaitu empat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar.
Kegiatan ini memakan waktu 10 tahun.Dan pada tanggal 23 Februari 1983 pemugaran Candi Borobudur dinyatakan selesai dengan diresmikan oleh Presiden
Soeharto dengan ditandai penandatanganan prasasti.
Prasasti tersebut bertuliskan :
Pada bagian yang menghadap ke utara :
“Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa pemugaran Candi Borobudur diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia” Soeharto, Borobudur, 23 Februari 1983.
Pada bagian yang menghadap ke timur :
“ Dalam melasanakan pemugaran Candi Borobudur Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO dibawah pimpinan Direktorat Jendral A MADOUMAHTAR M’BOW Telah menerima sebagai berikut ”
Negara anggota UNESCO :
Australia, Belanda, Belgia, Birma, Cyprus, Ghana, India, Inggris, Irak, Iran, Italia, Jepang, Jerman Barat, Kuwait, Luxemburg, Malaysia, Mauritius, Nigeria, Pakistan, Perancis, Philipina, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Swiss, Tauzania, Thailand.
Pihak swasta :
Rakyat Indonesia didalam dan diluar negeri .
American Comite For Borobudur Inc.
Japan Association For The Restoration of Borobudur in Cooperation with the Asian Cultural Centre For UNESCO.
Commemorative Association of the Japan world Excporition
Netherlands National Committee for Borobudur
General Lottery in the Netherlands
Borobudur Restoration Supporting Group in Nagoya
JDR 3rd fund New York
International Business Machines Corporation
Usaha menyelamatkan Candi Borobudur dengan berjuta-juta dollar mem[punyai manfaat bagi bangsa Kita. Menurut prof. Soekmono, sesungguhnya Candi Borbudur mempunyai nilai lain dari pada sekedar sebagai objek wisata yaitu sebagai benteng pertahanan kebudayaan Kita. Seperti peninggalan purbakala lainnya, Candi Borobudur menjadi penegak kepribadian bangsa Kita dan Candi Borobudur sebagai bukti nyata dari prestasi nenek moyang Kita sehingga menjadi kewajiban tanggung jawab bangsa Kita untuk meneruskan keagungan Candi Borbudur kepada cucu anak Kita.
Bantuan International melalui UNESCO tidak semata-mata disebabkan beratnya beban yang harus dipikul tetapi disebabkan oleh besarnya hasrat unutk mengajak sebanyak mungkin bangsa lain untuk menangani suatu proyek kemanusiaan seperti penyelamatan Candi Borobudur.
3.8 BANGUNAN CANDI BOROBUDUR
3.8.1 Arsitektur Bangunan
Candi Borbudur didrikan pada sebuah bukit seluas kurang lebih 7,8 ha pada ketinggian 265.40 m diatas permukaan laut atau berada kurang lebih diatas bukit disekitarnya. Untuk menyesuaikan dengan profil candi yang akan dibangun , bukit diurug dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m – 8,50 m. Bentang ( ukuran ) candi yang diurug dari dinding terluar antara 12170 m x 121,40 m dengan tinggi bamnguna yang masih tersisa 35,40 m dari tanah halaman.
Denah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada dinding teras 1,2 dan 3 tersusun dari batu andesit dengan sistem dry masonry ( tanpa perangkat ) diperkirakan mencapai 55.000 m3 atau 2.000.000 blok batu. Unutk memperkuat konstruksi dipergunakan sambungan batu tipe ekor burung kea rah horizontal, sedang untuk arah vertical dengan sistem getakan. Pada masing-masing tingkat dan setiap penjuru mata angin terdapoat pintu gerbang atau tangga. Pintu utama ada disebelah timur. Bentuk arsitektur candi Borobudur, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar. Pentahapan yang diperkirakan Dumarcay diakibatkan candi mengalami mbeberapa kali kelongsosran sehingga harus mengulang pekerjaan pembangunan. Menurut Hoenig yang dikutip oleh Bernet Kempers, rancangan semula dari Candi Borobudur adalah Candi yang mempunyai 4 pintu diatas suatu undag-undag 9 tingkat, bentuk ini banyak ditemui di Kamboja.
Menurut H.Parmentier yang dikutip Barnet Kampers ( 1970 : 104 ) menyebutkan pada rencana semula Candi Borobudur akan mempunyai sebuah stupa yang sangat besar, yang diletakkan pada bagian yang sekarang ditempati banyak stupa. Perkiraan ini dapat dilihat dari sisa batu pada dinding teras kurang lebih sisi barat dan utara, yang akan merupakan dasar dari sebuah stupa besar dengan diameter 51 m ( dapat dibayangkan sebagai gambaran dasar stupa pusat yang sekarang ada adalah 16,15 m dan tinggi tersisa 12,78 m ).
Sedangkan menurut Sutterheim dalam bukunya “ Tjandi Borobudur, Naam Vorm en Betekeens ”, 1929 yang dikutip Purnama Atmadi menyebutkan hasil perubahannya, bentuknya sesuai keterang dalam kitab Jawa Kuno “ Sang Hyang Kamahayanikam ” yang menguraikan filsafat agama buddha, dikatakan bahwa bangunan Candi Borobudur adalah “ Stupa Prasada ” suatu bangunan gabungan dari stupa pada bagian atas dan piramida yang mempunyai undag-undag.
Dikatakan pula bahwa seluruh stupa persada dapat dibagi dalam 3 bagian dimana pembagian ini dapat pula menyatakan perbedaan dari :
Dunia nafsu, hasrat, tyang disebut Kamadhatu,
Dunia bentuk, wujud, rupa, yang disebut Rupadhatu, dan
Dunia tanpa bentuk, tanpa wujud, tanpa rupa disebut Arupadhatu.
Dengan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut Sutterheim bentuk semula yang dimliki Candi Borobudur adalah sama yang dimiliki bentuk sekarang.
Menurut W.O.J. Niuwenkamp yangf dikutip Ph. Soebroto beranggapan bahwa bentuk Candi Borobudur pada dasarnya berbentuk bunga Padma ( Lotus ). Maka apa yang beranggapan pada tingkat kamadhatu dan Rupadhatu dapat disamakan dengan kelopak-kelopak daun bunganya, sedang tingkat Arupadhatu tempat stupa itu berada dianggap sama dengan putik sarinya.
Lotus adalah tempat kelahiran Budha, sehingga bentuk stupa dapat dimaknai, stupa bagian bahwa tempat bersemayam Budha, sedangkan stupa bagian atas merupakan gambaran Budha itu sendiri. Dengan kata lain bentuk stupa secara utuh menggambarkan Budha yang dudk diatas kelopak-kelopak daun bunga lotus.
3.8.2 Bangunan Candi Borobudur
Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk, melainkan hanya bisa naik sampai terasnya.
Secara keseluruhan banguna Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri. Sebagai bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian dari bawah, tubuh atau bagian pusat dan puncak. Pembagian menjadi tiga tersebut sesuai benar dengan tiga lambang atau tingkat susuna dalam ajaran Budha yaitu :
Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat/nafsu. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat/nafsu bahkan di kuasai oleh hasrat dan nafsu atau kemauan. Dalam dunia ini di gambarkan dalam relief yang terdapat dikaki candi asli dimana relief tersebut menggambarkan adegan dari kitab Karmawibangga . Karmawibangga yaitu naskah yang menggambarkan ajaran sebab dan akibat, serta perbuatan baik dan jahat.
Deretan relief ini tidak tampak selurhnya karena tertutup oleh dasar candi yang lebar. Hanya di sisi tenggara tampak relief yang terbuka bagi pengunjung.
Rupadhatu
Sama dengan dunia antara atau dunia rupa, bentuk, dan wujud. Dalam dunia ini manusia telah meninggalkan hasrat dan nafsu tetapi masih terikat nama dan rupa, wujud, bentuk. Bagian ini terdapat pada tingkat satu sapai dengan lima yang berbentu sangkar bujur.
Arupadhatu
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa,wujud, dan bentuk. Pada tingkat ini manusia telah bebas sama sekali dan telah memutuskan untuk selama-lamanya segala ikatan kepada dunia fana. Pada tingkat ini tidak terdapat rupa. Bagian ini terdapat pada teras bundar satu, dua, dan tiga beserta stupa induknya.
3.8.3 Patung Budha
candi borobudur tidak hanya di perindah dengan relief cerita dan relief hias, tetapi juga di hiasi dengan patung-patung yang sangat tinggi nilainya. Namun tidak semua patung dalam keadaan utuh, banyak yang tanpa kepala dan tangan, hal ini di sebabkan oleh bencana alam dan tangan jahil atau pencurian sebelum Candi Borobudur diadakan renovasi ( sebelum tahun 1973 ).
Patung-patung tersebut menggambarkan Dhyani Budha yang terdapat pada bagian Rupadhatu dan Arupadhatu. Patung-patung Budha di Candi Borobudur berjumlah lima ratus empat buah yang ditempatkan relung-relung yang tersusun berjajar pada sisi luar pagar langkan. Sedangkan patung-patung di tingkat Arupadhatu di tempatkan dalam stupa-stupa berlubang di tiga susunan lingkaran sepusat.
Susunan patung selengkapnya yaitu :
Langkah pertama = 104 Patung Budha
Langkah kedua = 10 Patung Budha
Langkah ketiga = 88 Patung Budha
Langkah keempat = 72 Patung Budha
Langkah kelima = 64 Patung Budha
_______________ +
Total Seluruhnya = 432 Patung Budha
Tingkat Arupadhatu :
Teras bundar pertama = 32 Patung Budha
Teras bundar kedua = 24 Patung Budha
Teras bundar ketiga = 16 Patung Budha
______________ +
Total Seluruhnya = 72 Patung Budha
Apabila Kita melihat sekilas Patung Budha itu nampak serupa semuanya, tetapi sesungguhnya ada juga perbedaannya. Perbedaan yang sangat jelas adalah sikap tangan atau yang sering di sebut Mudra yang merupakan khas untuk setiap Patung Budha.
Sikap kedua belah tangan Budha atau Mudra dalam bahasa sansekerta, memiliki arti perlambang yang khas. Ada 6 jenis yang bermakna sedalam-dalamnya. Namun demikian karena macam mudra yang dimiliki oleh patung-patung yang menghadap semua arah bagian Rupadhatu ( lingkaran lima ) maupun di bagian Arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama, maka jumlah mudra yang pokok adalah ada 5.
Kelima Mudra tersebut adalah :
Bhumisparca-Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan yang sedang menyentuh tanah. Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan menempel pada lutut kanan dengan jari-jarinya menunjuk ke bawah.
Sikap tangan ini melambangkan saat sang Budha memanggil Dewi Bumi sebagai saksi ketika ia menangkis serang iblis mara. Mudra ini adalh khas bagi Dhyani Buddha Aksobnya yang bersemayam di timur.
Patung ini menghadap ke timur langkan satu sampai dengan empat Mudra ini tanda khusus bagi Dhyani Budha Akhsobnya sebagai pengusa timur.
Abhaya Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menenangkan dan menyatakan “ Jangan Khawatir ”. Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan diankat sedikit ke atas lutut kanan dengan telapak menghadap ke muka.
Patung ini menghadap ke utara langkan satu sampai dengan empat dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amogashida yang berkuasa di utara.
Dhyani Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap samadi. Kedua tangan diletakan di pangkuan, yang kanan di atas yang kiri dengan telapaknya menengadah dan kedua jempolnya saling bertemu. Patung ini menghadap ke barat di langkan satu samapi dengan empat dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amitabha yang menjadi penguasa daerah barat.
Wara Mudra
Mudra ini melambangkan poemberian amal. Sepintas sikap tangan ini nampak serupa dengan Bhumisparca-Mudra tetapi telapak tangan kanan menghadap ke atas sedangkan jari-jarinya terletak di lutut kanan. Dengan mudra ini dapat di kenali Dhyani Budha Ratna Sambawa yang bertahta di selatan. Letak patung ini di langkan satu sampai dengan empat menghadap ke selatan.
Dharmacakra Mudra
Mudra ini melambangkan gerak memutar roda dharma. Kedua tangan di angkat dingkat sampai ke depan dada, yang kiri di bawah yang kanan. Tangan di kiri itu menghadap ke atas, dengan jari manisnya. Sikap tangan demikian serupa benar dengan gerak memutar sebuah roda.
Mudra ini menjadi ciri khas bagi Dhyani Budha Wairocana yang daerah kekuasaannya terletak di pusat.
Khusus di Candi Borobudur, Wairocana ini juga di gambarkan dengan sikap tangan yang di sebut Witarka Mudra atau sikap tangan yang sedang menguraikan sesuatu, tangan kiri terbuka di atas pangkuan, dan tangan kanan sedikit terangkat di atas lutut kanan dengan telapaknya menghadap ke muka dan jari telunjuknya menyentuh ibu jari. Patung ini terletak di relung langkap lima dan teras Budha satu, dua, dan tiga.
Di samping patung Budha yang berjumlah 504 buah masihg ada satu patung Budha yang menghebohkan. Konon menurut cerita, Hartman pada tahun 1842 berkunjung ke Candi Borbudur dan menemukan sebuah patung di dalam stupa induk. Cerita itu menyebar dari mulut ke mulut sampai akhirnya di masukkan dalam sebuah laporan tertulis tahun 1953.
Namun Hartman sendiri tidak pernah menulis sesuatu laporan tentang kegiatannya di Candi Borobudur. Oleh Van Erp patung itu sengaja tidak di kembalikan ke tempat ia menemukannya, oleh karena tidak ada bukti yang menyakinkan mengenai tempat asal yang sebenarnya. Patung itu kemudian diletakkan di bawah pohon kenari di sebelah barat laut Candi Borobudur. Patung tersebut ternyata banyak kekurangan, raut mukanya jelek sekali, lengan yang satu lebih pendek dari lengan yang lain, jari tangannya tidak lengkap dan lipatan jubahnya tidak halus pahatanya. Patung tersebut ternyata belum selesai pembuatannya.
Kini patung tersebut di simpan di museum Karmawibangga Candi Borobudur setelah pemugaran Candi Borobudur yang ke dua.
Di samping patung Budha, dari setiap pintu Candi Borobudur juga di jaga arca singa, secara keseluruhan arca singa ada 32 buah.
3.8.4 Kunto Bimo
Kunto Bimo terletak pada tingkat Arupadhatu lantai pertama sebelah kanan dari tangga pintu timur. Konon menurut cerita, dahulu ada seorang Raja yang ingin bertemu dengan seorang kesatria. Kemudian Sang Raja menyentuh Kunto Bimo, selanjutnya Raja tersebut dapat menemukan Kesatria dimaksud beberapa kemudian. Dari cerita tersebut kemudian sebagian besar masyarakat mempercayai patung tersebut ( Kunto Bimo ) bertuah, dapat mengabulkan keinginan setiap peziarah apabila dapat menyentuh patung Kunto Bimo. Namun semuanya di kembalikan kepada Kita.
3.8.5 Stupa
Sudah di sampaikan di muka bahwa ada dua macam stupa yaitu stupa induk dan stupa berlubang.
Stupa Induk
Stupa induk berukuran lebih dari stupa-stupa yang lain dan terletak di puncak sebagai mahkota dari selurh monumen bangunan Candi Borobudur. Stupa induk ini mempunyai garis tengah 9,90 m dan tinggi stupa sampai bagian bahwa pinakel 7 m.
Di atas puncak dahulunya di beri payung ( chatra ) bertingkat tiga sekarang tidak terdapat lagi. Stupa induk ini tertutup rapat, sehingga orang tidak dapat melihat bagian dalamnya. Di dalamnya terdapat ruangan yang sekarang tidak berisi.
Stupa Berlubang
Stupa berlubang atau berterawang adalh stupa yang terdapat pada teras bundar satu, dua, tiga dimana di dalamnya ada 72 buah yang terinci menjadi :
1. Teras bundar pertama terdapat : 32 stupa berlubang
2. Teras bundar ke dua terdapat : 24 stupa berlubang
3. Teras bundar ke tiga terdapat : 16 stupa berlubang
_______________ +
Jadi jumlahnya : 72 stupa berlubang
Di samping stupa induk dan stupa berlubang masih ada stups-stupa kecil yang bentuknya hampir sama dengan stupa yang lainnya, hanya saja stupa ini seolah-olah merupakan hiasan dari seluruh bangunan yang ada. Stupa- stupa kecil ini menempati puncak dari relung-relung pada langkan dua sampai langkan lima, sedangkan langkan satu sebagian berupa kaben dan sebagian berupa stupa kecil yang jumlahnya ada 1472 buah.
3.8.6 Relief
Candi Borobudur tidak saja menunjukkan kemegahan arsitekturnya tetapi juga mempunyai relief ( patahan atau ukiran ) yang sangat menarik. Relief cerita yang di pahatkan di Candi borobudur sangat lengkap dan panjang yang tidak pernah di temui di tempat lain di dunia bahkan di India sekalipun.
Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang jika diukir memanjang mencapai 2500 m. Sedangkan jenis reliefnya ada dua macam yaitu :
Relief Cerita
Yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah.
Relief Hiasan
Yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang.
Agar dapat menyimak ciretera dalam relief secara berurutan di anjurkan memasukki Candi borobudur melalui pintu sebelah timur dan tiap tingkatan berputar ke kiri dan meninggalkan Candi Borobudur di sebelah kanan.
Relief cerita pada Candi Borobudur menggambarkan bebrapa cerita yaitu :
1. Karma Wibangga
Terdiri dari 160 panel, di pahatkan pada kaki terutup.
2. Laita Wistara
Terdiri dari 120 panel, di pahatkan pada dinding lorong satu bagian atas.
3. Jataka dan Awadana
Terdiri 720 panel, di pahatkan pada lorong satu bagian bawah, balustrade lorong satu atas dan bawah, dan balustrade dua.
4. Gandawyuda
Terdiri 460 panel, di pahatkan pada dinding lorong dua dan tiga, balustrade tiga dan empat, serta bhadaraceri dinding lorong empat.
3.9 Taman Wisata
Setelah pemugaran Candi Borobudur selesai, baru ada gagasan untuk lebih mengembangkan Candi Borobudur dan wilayah sekitarnya sehingga akan dapat mendukung keberadaan Candi Borobudur sebagai tujuan utama wisata. Karena setiap dalam liburan, terjadi peledakan pengunjung yang jika tidak di waspadai akan membawa pengaruh bagi pelestarian maupun kenyamanan pengunjung.
Itulah sebabnya untuk menjaga kelestarian dan melestarikannya, pemerintahan membentuk PT. Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan sebagai salah satu BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) di bawah naungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
Tugasnya dalah mengelolah Candi Borobudur dan Prambanan tidak hanya di bidang kepariwisataan tetapi juga menyangkut bidang lainnya seperti kebudayaan, kepurbakalaan, pendidikan, ekonomi maupun pengembangan wilyah yang bersangkutan.
Fasilitas- fasilitas yang di sediakan anatara lain Museum Arkeologi, baik museum tertutup maupun terbuka, information canter, kebun pembibitan, tempat penitipan barang, parkir, warung, mushola, dan sebagainya.
Pembangunan taman merupakan suatu usaha pembangunan yang beruang lingkup nasional dan hanya berdimensi tripatra karena sekaligus merupakan pembangunan kulutural ( menyangkut nilai budaya ) dan pembangunan sosial ( demi kepentingan penduduk ) yang secara integral merupakan juga pembangunan suatu wilayah
BAB IV
KUNJUNGAN DI MALIOBORO
4.1 Letak Malioboro
Malioboro merupakan tempat dimana barang-barang khas dan makanan khas Yogyakarta diperdagangkan. Letak Malioboro berada dipusat Yogyakarta Jalan Malioboro.
4.2 Barang-barang yang Diperdagangkan
pedagang di Malioboro Kebanyakan menjual kaos-kaos yang menggambarkan atau bertuliskan tentang Yogyakarta. Selain itu juga, barang lain yang diperdagangkan misalnya makanan khas Yogyakarta seperti :
Geplak,
Bakpia,
Dodol,
dan lain-lain.
Selain itu juga, di Malioboro di jual juga barang-barang seperti : P
Patung Candi Borobudur,
Souvenir Barang Hias,
Batik,
Dan lain-lain.
4.3 Pengunjung Malioboro
pengunjung Malioboro tidak hanya wisatawan lokal tetapi juga banyak wisatawan asing yang ingin membeli ciodra mata atau souvenir-souvenir yang di perdagangkan untuk dibawa ke negara asalnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan karyawisatayang dilaksanakamn pada hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2008 mempunyai arti penting bagi Kami. Selain sebagai bahan membuat karya tulis, kegiatan ini juga memberikan wawsan dan suatu kenangan yang melekat di hati Kami. Kegiatan karyawisata merupakan program OSIS SMP N 4 Madiun yang dilaksanakan tiap tahun, sehingga tersa seperti sebuah tradisi mutlak.
Di dalam kegiatan karyawisata ada beberapa manfaat yang dapat diambil siswa-siswi kelas IX, antara lain :
a. Dapat membuka mata Kita unutk mengenal keindahan alam Yogyakarta dan membuat Kita merasa bangga sebagai Bangsa Indonesia karena Tuhan YME telah meberikan anugerah berupa keindahan alam kepada Negeri tercinta Kita.
b. Mengenalkan kita kepada kebudayaan Yogyakarta yang berciorak Buddha dan berbeda dengan kebudayaan Jawa.
c. Memupuk rasa tanggung jawab siswa yaitu menepati waktu yang telah disepakati bersama ketika mengunjungi objek wisata.
d. Memupuk kerukunan dan kekompakan siswa dalam melaksanakan tugas kelompok selama kegiatan karyawisata.
5.2 Saran dan Kritik
Untuk meningkatkan dan memajukan kebudayaan di Negara Kita, Kami memberikan saran dsan kritk kepada :
5.2.1 Guru Pendamping
Guru pendamping siswa dan siswi yang melaksanakn karyawisata. Sebaiknya memperhatikan murid-murid dalam melaksanakan kunjungan wisata di suatu tempat.
5.2.2 Pengelola Candi Borobudur
Tempat parkir dan pengunjung dijaga kebersihannya. Misalnya disediakan tempat sampah di berbagai lokasi tempat di Candi Borobudur. Pedagang-pedagang yang menjual berbagai barang sebaiknya diatur dengan rapi.
5.2.3 Malioboro
Tempat sebaiknya diperluas dan tempat untuk berdagang diatur agar pembeli mudah untuk membeli barang yang akan dibelinya.
5.2.4 Adik-adik kelas
Adik-adik kelas yang akan mengikuti karya wisata baik ke Bali maupun ke Yogyakarta untuk mematuhi peraturan dari Bapak atau Ibu guru dan peraturan di tempat wisata.
5.2.5 Pengunjung
Para pengunjungnya sebaiknya ikut menjaga kelestarian serta menjaga keabadian peninggalan nenek moyang Kita.
5.2.6 Pembaca
Para pembaca untuk menjaga dan memanfaatkan buku karya tulis ilmiah sederhana ini dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
_______ , 2006, Karya Tulis SMP Negeri 4 Madiun
Madhori , 2008, Candi Borobudur Sepanjang Masa
Langganan:
Postingan (Atom)